Arjuna Indonesia Mendunia

Arjuna Indonesia Mendunia

Ultra Space Battle Brawl

Pengen merasakan sensasi memainkan dua jenis permainan sekaligus menjadi satu? Ultra Space Battle Brawl menggabungkan pong (sejenis tenis) dengan genre fighting game. Dua orang pemain saling lempar bola demi menghancurkan kristal di markas lawan. Game lokal besutan developer Mojiken Studio dan publisher Toge Productions ini sempat dipertandingkan pada Piala Presiden Esports 2020!

Sesuai namanya, game buatan Indonesia ini mengusung tema hantu. Ghost Parade menceritakan tentang Suri yang memanfaatkan kekuatan hantu untuk melalui berbagai rintangan di hutan yang gelap. Game yang satu ini memiliki artwork dan desain menarik yang membuat betah memainkannya.

DI berbagai kesempatan Presiden Joko Widodo berulang kali mengingatkan bahwa kegiatan dukung-mendukung capres-cawapres dalam pemilu harus dilakukan secara sehat dan fair. Tidak menggunakan isu-isu sensitif seperti SARA, menyebarkan hoaks, atau menghamburkan fitnah.

Dalam bahasa lain, capres petahana itu mengajak siapa pun yang terlibat dalam persaingan pemilu mendatang mesti bersikap kesatria. Dengan demikian, demokrasi akan semakin dewasa dan matang sehingga mampu mengantarkan rakyat mencapai kehidupan yang adil dan makmur.

Bila melihat dunia wayang, sikap kesatria yang demikian itu di antaranya dilambangkan pada Arjuna. Anak ketiga dalam keluarga Pandawa putra mendiang Raja Astina Prabu Pandu Dewanata-Kunti/Madrim ini merupakan contoh kompetitor paling ideal.

Gemar berguru Arjuna memiliki sifat bersahaja, cerdik, jujur, sopan dan beretika. Ia juga dikenal sebagai kesatria yang teteg (kukuh), tatag (tidak waswas), tanggap (mengerti), tangguh (kuat), tanggon (dapat diandalkan), dan tutug (tuntas).

Ia berkulit bersih dan halus tanpa otot menonjol. Dengan tubuhnya yang atletis dan tidak terlalu tinggi, membuat penampilannya simpatik. Apalagi, ketampanannya selalu membuat semua orang terpikat, terutama kaum hawa.

Tapi, di balik semua kesannya yang lembut, Arjuna memiliki kekuatan luar biasa. Kesaktiannya yang tiada tara bersumber dari kekuatan batin dan jiwanya. Maka, dalam pakeliran digambarkan, meski gerakannya pelan dan halus, satu kali pukulannya saja sudah membuat lawan tersungkur.

Semua keunggulan diri Arjuna berkat ketekunannya menggeladi diri selama hampir seluruh hidupnya. Jika dibandingkan dengan keempat saudaranya, Arjuna dikenal yang paling gemar menjalani laku prihatin.

Arjuna, yang juga bernama Parta (jagoan perang), adalah satu dari lima putra Raja Astina Pandu Dewanata-Kunti/Madrim yang disebut Pandawa. Keempat saudaranya ialah Puntadewa, Werkudara, Nakula, dan Sadewa.

Sedari remaja, ketika masih bertempat tinggal di Istana Astina, Arjuna sudah tekun mangasah bakatnya memanah. Ia belajar kepada Resi Durna, pengasuh Padepokan Sokalima. Arjuna menjadi murid terbaik dalam memanah. Atas prestasinya, Arjuna mendapat penghargaan Panah Sengkali.

Kodratnya, Arjuna beserta saudaranya mesti menjalani kepahitan hidup. Pascameninggalnya bapaknya, Pandawa terusir dari Istana Astina akibat perilaku culas saudara sepupu mereka, Kurawa, yang bernafsu menguasai singgasana Astina. Pandawa akhirnya hidup ngulandara, berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain dalam kepapaan.

Namun, Arjuna (Pandawa) tidak pernah mengeluh atau meratap. Kepahitan itu justru ia jadikan gelanggang menggeladi diri. Ia terus berburu menguasai sebanyak mungkin ilmu dan kesaktian dengan cara berguru, bertapa, serta menjalani laku spiritual.

Misalnya, Arjuna pernah berguru kepada Begawan Padmanaba di Padepokan Untarayana. Di perguruan itu, ia belajar bersama kakak sepupu dari garis ibu, Narayana. Keduanya menjadi lulusan terbaik.

Sebelumnya, Arjuna berguru kepada Begawan Wilawuk di Pedepokan Pringcendani. Sang guru memberikan pusaka lenga jayengkaton. Dengan mengusapkan minyak itu ke alis mata, Arjuna bisa melihat semua makhluk yang tidak bisa dipandang dengan mata telanjang.

Pada sisi lain, Arjuna juga menguasai ilmu panglimunan, tunggengmaya, sepiangin, mayabumi, pengasih, dan asmaragama.

Begawan Mintaraga Selain itu, Arjuna juga gentur bertapa. Di antara laku spiritualnya yang monumental ialah ketika bertapa di lereng Gunung Indrakila dengan menyebut diri sebagai Begawan Mintaraga alias Ciptoning.

Raja Kahyangan Jonggring Saloka Bathara Manikmaya menilai Arjuna lulus menjalani laku prihatin dan kemudian memberi penghargaan berupa Panah Pasopati yang ujung panahnya berwujud seperti bulan sabit.

Penghargaan para dewa semakin banyak setelah ia mampu membersihkan Kahyangan dari jamahan Prabu Niwatakawaca dari Manimantaka. Bathara Narada memberikan Panah Cundamanik, Bathara Indra menghadiahkan senjata Gendewa, dan Bathara Kuwera memberikan Panah Ardadedali.

Bukan itu saja, atas jasanya itu, dewa mengangkat Arjuna sebagai raja sesaat di Kahyangan bergelar Prabu Kiritin. Itu simbolisasi akan kualitas jiwa Arjuna yang diakui sudah sepadan dengan dewa.

Dengan bekal berbagai ilmu dan kesaktian serta kualitas jiwanya itulah Arjuna mengemban tugasnya sebagai kesatria. Ia senantiasa berhasil menjalankan kewajiban bukan hanya di marcapada, tetapi juga ketika menjadi duta dewa menegakkan kewibawaan Kahyangan.

Satu tugas hebat dan berat hidupnya, yang sekaligus mempertontonkan jiwa kesatrianya, ketika terjun dalam kancah Bharatayuda. Di medan perang itu, Arjuna tidak pernah curang atau menggunakan taktik kotor. Ia menjunjung tinggi aturan dan berprinsip ‘ini dadaku, mana dadamu’.

Puncak peperangannya di Kurusetra ketika berhadapan dengan saudaranya sendiri lain ayah, Karna Basusena, yang medukung rezim Kurawa. Ini perangnya antarkesatria pinunjul yang sama-sama sakti.

Semula, Arjuna tidak bersedia menghadapi saudara sendiri. Ia putra Pandu yang lahir dari rahim Kunti Talibrata, sedangkan Karna beribu Kunti dari ‘benih’ Bathara Surya dari Kahyangan Ekacakra. Karna lahir jauh sebelum ibunya, Kunti, dipinang Pandu.

Keraguan Arjuna memuncak ketika sedang sengit-sengitnya adu anak panah, tiba-tiba Karna terdesak. Salah satu roda keretanya dengan sais mertuanya, Prabu Salya, terperosok ke lumpur. Pada saat itu, Karna sendiri sadar bahwa dirinya bisa menjadi sasaran empuk panah Arjuna.

Namun, Arjuna yang sudah siap melepaskan pasopati, panah pamungkas, kemudian diturunkan. Arjuna paham bahwa Bharatayuda bukan perang ampyak awur-awur (tanpa aturan). Nista bagi kesatria yang menyirnakan musuh ketika dalam kondisi yang tidak siap berperang.

Persaingan kesatria Dalam detik-detik genting itulah, Kresna, yang menjadi kusir kereta yang dinaiki Arjuna, menyadarkan adik iparnya itu bahwa yang berada di depannya itu sesungguhnya lambang kezaliman. Jadi, di situlah sejatinya tugas kesatria. Karena jika tidak bertindak, kezaliman dan keangkaramurkaan akan merajalela.

Arjuna lalu melepaskan pasopati dan tepat mengenai leher Karna dan gugurlah sang senapati agung Kurawa. Pertempuran dua bersaudara itu dalam dunia perkeliran dikenal dengan lakon Karna Tandhing.

Poin dari kisah itu ialah bahwa Arjuna merupakan kompetitor yang pantas berkompetisi. Ia sudah mempersiapkan diri dengan segala kemampuannya secara lahir dan batin untuk meraih kemenangan. Dan  peperangannya melawan Karna merupakan contoh persaingan secara kesatria. (M-3)

Indonesia menjadi salah satu pangsa pasar yang diminati banyak developer game. Dengan jumlah penduduk mencapai 275 juta jiwa menjadikan Indonesia kaya akan peminat gim berbagai genre berbeda.

Tak mau ketinggalan, pengembang gim di Indonesia turut berlomba-lomba menghasilkan gim yang dapat dinikmati. Bahkan, beberapa gim lokal ini berhasil tembus ke kancah internasional.

DreadOut menjadi gim horor Indonesia yang populer tak hanya di negara asalnya, melainkan hingga komunitas internasional. DreadOut dikembangkan oleh Digital Happines dan dirilis pada 2014 silam di Steam. Beberapa sekuelnya seperti DreadOut: Keepers of The Dark (2016) dan DreadOut 2 (2020) mendapatkan ulasan yang positif di platform Steam.

Bukan hanya itu saja. DreadOut juga berhasil menjadi salah satu gim Indonesia yang diadaptasi menjadi film dengan judul DreadOut (2019) dan berhasil meraih 381.150 penonton.

Cerita DreadOut bermula ketika sekelompok anak SMA tersesat dalam perjalanan wisata mereka. Mereka kemudian menelusuri sebuah kota yang terbengkalai. Diluar dugaan, ternyata hal mistis menyelimuti tempat ini.

Kawan GNFI akan berperan sebagai Linda dan berjuang mencari cara untuk keluar dari kengerian ini. Smartphone yang dibawa oleh Linda menjadi senjata kuat bagi Kawan untuk melawan makhluk mistis yang mengintai. Berbagai teka-teki juga menanti Kawan dalam melewati tiap tempat angker yang ada.

Kawan bisa membeli gim ini di Steam dengan harga Rp95.999,00 untuk DreadOut (2014), Rp59.999,00 untuk DreadOut: Keepers of The Dark (2016) dan Rp108.999 untuk DreadOut 2 (2020).

Valthirian Arc: Hero School Story

Valthirian Arc: Hero School Story adalah game simulasi petualangan dari Agate Games. Di dalamnya, pemain perlu membangun struktur, fasilitas dan mengelola aktivitas siswa. Selain itu juga ada petualangan dari beberapa siswa dengan berbagai misi.

Coral Island adalah unreleased game dari Stairway Games yang mendapatkan perhatian besar dari komunitas pecinta game simulasi.

Itulah lima game karya anak bangsa yang telah dikenal oleh pecinta game di dunia. Kamu suka main game? Jangan cuma jadi penikmat game, yuk ciptakan game-game seru karya anak bangsa biar bisa mendunia seperti game-game di atas!

Salah satu langkah awal untuk mewujudkan mimpimu mengembangkan game keren adalah dengan berkuliah di program studi Teknik Informatika Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI), kampus swasta terbaik di Bali!

Program studi Teknik Informatika INSTIKI merupakan program studi yang mempelajari tentang ilmu komputer, teknologi perangkat lunak dan aplikasinya di dunia industri, termasuk dalam menciptakan game keren. Pada program studi Teknik Informatika nggak hanya mempelajari berupa konsep dan teori, namun penerapan praktis langsungnya juga. Status program studi Teknik Informatika INSTIKI terakreditasi B dalam surat keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) mengeluarkan surat keputusan No. 3267/SK/BAN-PT/Ak-PPJ/S/V/2021. Yuk kuliah di Bali di INSTIKI, professional IT entrepreneur campus!

Indonesia merupakan negara multikultural yang terdiri atas lebih dari 300 suku bangsa dengan bahasa, budaya, adat kebiasaan, dan kepercayaan yang berbeda-beda. Erat kaitannya dengan kepercayaan, biasanya setiap suku bangsa memiliki setidaknya satu hewan mitologi yang menjadi bagian dari kekayaan kearifan lokal masyarakat. Namun, sering berjalannya waktu, kini keberadaan hewan mitologi di Indonesia mulai tergeser dan telupakan oleh modernisasi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mitologi adalah ilmu tentang bentuk sastra yang mengandung konsepsi dan dongeng suci mengenai kehidupan dewa dan makhluk halus dalam suatu kebudayaan. Makhluk mitologi adalah makhluk yang keberadaanya dituturkan dalam kisah-kisah mitologis, legenda, maupun fabel. Makhluk tersebut juga terkait dengan folklor suatu suku.

Hewan mitologi umumnya bersifat fantastis, baik bentuk maupun kemampuannya. Dikarenakan kisahnya merupakan mitos, keberadaannya dipercayai oleh masyarakat penganut mitologi bersangkutan. Oleh karena itu, orang yang tidak menganutnya dapat menyamakan hewan mitologi sebagai makhluk imajiner (makhluk khayalan). Pada masa kini, makhluk fantastis yang dilaporkan sebagai penampakan dan rumor dikategorikan sebagai kriptid (makhluk yang bersembunyi).

Dalam perkembangannya, makhluk-makhluk dalam legenda dipakai sebagai lambang dan dekorasi bangunan. Makhluk-makhluk ini juga diadaptasi dalam budaya populer, terlebih dalam permainan, novel fiksi fantasi, film-film Hollywood, dan bahkan band power metal.

Sebagai bagian dari mitos, hewan mitologi dipercaya merupakan makhluk yang benar-benar ada oleh penganut mitologi bersangkutan. Makhluk mitologi muncul dalam cerita rakyat, karya seni (patung, dekorasi, dan tari-tarian), dan sebagainya.

Keberadaan makhluk mitologi erat kaitannya dengan kepercayaan dan asal usulnya juga dapat ditelusuri dari kitab yang memuat narasi, yang diyakini kebenarannya oleh pengikutnya. Misalnya dalam Al-Qur’an (kitab suci Islam) disebutkan bahwa bangsa jin diciptakan dari api, sedangkan malaikat diciptakan dari cahaya. Sementara itu, dalam mitologi Hindu yang diuraikan dalam kitab Purana diceritakan bahwa para dewa diyakini sebagai keturunan Aditi (sehingga disebut Aditya), sedangkan para raksasa merupakan keturunan Diti (sehingga disebut Detya).

Sama seperti makhluk-makhluk mitologi dari negara lain, makhluk mitologi di tanah air juga disertai kisah supranatural atau kisah dewa-dewi. Makhluk-makhluk tersebut tidak kalah menarik dari makhluk mitologi Yunani yang sudah dikenal di kancah internasional. Berikut pembahasannya!

Lukisan garuda versi Bali, karya I Made Tlaga, seniman Bali abad ke-19. Lukisan ini sekarang disimpan di Universitas Leiden.

Garuda (Dewanagari: गरुड़; International Alphabet of Sanskrit Transliteration: Garuḍa) atau Garula dalam bahasa Pāli (Dewanagari: गरुळ; International Alphabet of Sanskrit Transliteration: Garula) adalah salah satu makhluk antropomorfis-mitologis dalam Hinduisme, Buddhisme, dan Jainisme.

Menurut agama Hindu, ia merupakan wahana Dewa Wisnu (salah satu Trimurti atau tiga dewa utama); dalam agama Buddha, ia merupakan Dhammapala atau Astasena; dan dalam Jainisme, ia merupakan salah satu Yaksa (dewa pelindung) Tirthankara Shantinatha.

Interpretasi fisik garuda bermacam-macam. Kebanyakan, ia digambarkan bertubuh tertutup bulu emas, berwajah putih, dan bersayap merah. Paruh dan sayapnya mirip yang dimiliki burung elang, tetapi tubuhnya sering kali seperti manusia. Ukurannya besar, sehingga dalam salah satu cerita ia dapat menghalangi matahari.

Kisah garuda terdapat dalam kitab Mahabharata dan Purana yang berasal dari India. Bangsa Jepang juga mengenal makhluk mirip Garuda, yang mereka sebut Karura. Garuda di Thailand disebut sebagai Krut atau Pha Krut. Indonesia dan Thailand menggunakan garuda sebagai lambang negaranya.

Berdasarkan kabar yang beredar di masyarakat, selain di Gunung Salak, Ahool menempati pulau-pulau tropis yang tersebar di Pulau Jawa. Dirinya sering terbang menyerupai kelelawar namun berbentuk raksasa. Wujudnya digambarkan dengan kepala mirip kera, mata yang besar hitam, cakar besar, pada lengan tubuhnya dipenuhi bulu berwarna abu-abu dan mempunyai sayap panjang dengan bentangan mencapai 3 meter.

Ahool sering terlihat jongkok di hutan, dengan sayap tertutup rapat. Hewan mitologi ini diperkirakan adalah makhluk nokturnal, yang sering menghabiskan harinya bersembunyi di gua-gua yang terletak di belakang atau di bawah air terjun.

Saat malam makhluk terbang misterius ini biasanya baru keluar dari gua dan mulai menelusuri sungai-sungai besar untuk mencari ikan sebagai santapannya. Ini artinya bisa jadi Ahool mirip dengan kelelawar, karena tinggal di kegelapan gua dan nokturnal.

Di Afrika, penduduk sekitar menyebut makhluk ini dengan nama Kongamato yang konon berada di daerah Kamerun, barat Zambia, Angola dan Kongo. Sosoknya pun dipercaya warga sekitar sering terlihat pada masa silam. Ada juga teori lain yang menyebut Ahool adalah primata terbang pertama di dunia. Legenda tentang burung raksasa juga telah menjadi bagian dari budaya Amerika bagian utara selama berabad-abad yang dikenal sebagai Thunderbird.

Hingga kini makhluk kriptid Ahool yang sempat diberi nama latin Pteropus boomus ini masih terus menjadi misteri. Apalagi hingga kini belum ada bukti fisik yang menunjukan adanya makhluk hidup seperti Ahool di hutan hujan di Jawa.

Ternyata, Ahool punya kembaran di Maluku yang bernama Orang Bati atau manusia bersayap dengan perawakan menyerupai kera besar dengan sayapnya mirip kelelawar. Makhluk mitologi Indonesia ini diyakini hidup di Gunung Kairatu di pulau Seram dan berkeliaran di malam hari untuk memangsa anak kecil dan hewan ternak sehingga menimbulkan ketakutan bagi para warga desa.

Sama seperti Ahool, Orang Bati juga suka berteriak hingga menciptakan suasana mencekam. Konon, seorang misionaris asal Inggris bernama Tyson Hughes dan anggota timnya yang datang ke Maluku pernah melihat Orang Bati sekitar tahun 1987. Orang Bati yang dikenal sebagai manusia terbang ini juga populer di belahan dunia lainnya seperti Zambia, Papua nugini, dan Kongo.

Patung Rangda, Ratu para Leak.

Dalam mitologi Bali, Leak adalah penyihir jahat. Leak hanya bisa dilihat di malam hari oleh para dukun pemburu leak. Di siang hari ia tampak seperti manusia biasa, sedangkan pada malam hari ia berada di kuburan untuk mencari organ-organ dalam tubuh manusia yang digunakannya untuk membuat ramuan sihir. Ramuan sihir itu dapat mengubah bentuk leak menjadi seekor harimau, kera, babi atau menjadi seperti Rangda. Bila perlu ia juga dapat mengambil organ dari orang hidup.

Leak di Bali kerap diidentikkan dengan perilaku jahat para penganut ajaran kiri atau pengiwa yakni berupa kepala manusia dengan organ-organ yang masih menggantung di kepala tersebut. Leak dikatakan dapat terbang untuk mencari wanita hamil, untuk kemudian menghisap darah bayi yang masih di kandungan. Ada tiga leak yang terkenal. Dua di antaranya perempuan dan satu laki-laki.

Menurut kepercayaan orang Bali, Leak adalah manusia biasa yang mempraktikkan sihir jahat dan membutuhkan darah embrio agar dapat hidup. Dikatakan juga bahwa Leak dapat mengubah diri menjadi babi atau bola api, sedangkan bentuk Leak yang sesungguhnya memiliki lidah yang panjang dan gigi yang tajam. Beberapa orang mengatakan bahwa sihir Leak hanya berfungsi di pulau Bali, sehingga Leak hanya ditemukan di Bali.

Ada seseorang menusuk leher Leak dari bawah ke arah kepala pada saat kepalanya terpisah dari tubuhnya, maka Leak tidak dapat bersatu kembali dengan tubuhnya. Jika kepala tersebut terpisah pada jangka waktu tertentu, maka Leak akan mati. Dalam lontar durganing purwa dinyatakan bahwa terdapat sekitar 35 jenis leak, di antaranya leak pemoroan, leak nengkleng, leak ugig yang semuanya berkonotasi tentang keburukan di penganut ilmu leak itu.

Naga Besukih merupakan sebuah makhluk mitologi yang berasal dan dipercaya oleh rakyat Bali. Kisah tentang Naga Besukih ini juga muncul dalam legenda terciptanya Selat Bali. Konon kabarnya, Naga Besukih bertempat tinggal di bawah kawah Gunung Agung.

Suatu hari, seorang Brahmana sakti bernama Sidi Mantra bertapa di Gunung Agung untuk meminta bantuan Naga Besukih menyelesaikan persoalan utang piutang yang disebabkan oleh Manik Angkeran, anaknya yang suka berjudi. Singkat cerita, sang naga setuju untuk membantunya dengan syarat anak Sidi Mantra harus berhenti berjudi, tetapi ternyata Manik Angekran tidak berubah. Cerita tersebut berakhir dengan terciptanya Selat Bali oleh tongkat milik Sidi Mantra yang memisahkan Pulau Bali dan Pulau Jawa.

Jika Naga Besukih digambarkan sebagai naga yang besar dan sakti, berbeda dengan naga kecil bernama Warak Ngendhog asal Semarang. Warak ngendog merupakan hewan mitologi yang menjadi simbol kerukunan tiga etnis di Semarang.

Warak ini mengambil wujud buraq dengan kepala naga dan berkaki empat seperti kambing yang merupakan perpaduan antara kebudayaan tiga etnis yang ada di Semarang, yaitu Arab, Cina, dan Jawa. Warak ngendog menjadi simbol akulturasi unsur kebudayaan lokal saat Raden Pandanaran menyebarkan Agama Islam di wilayah Semarang.

Biasanya, Warak Ngendhog diarak dalam Festival Kebyaran atau perayaan Dugderan yang digelar untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan. Warak Ngendhog memiliki tubuh bersisik, mulut bertaring yang menganga, dan wajah yang cukup mengerikan sebagai lambang hawa nafsu yang harus dilawan. Kata “Warak” berasal dari bahasa Arab “wara’i” yang berarti suci, sementara “ngendhog” adalah kata dalam bahasa Jawa yang artinya “bertelur”, yang dilambangkan sebagai pahala dari ibadah puasa.

Suku misterius yang satu ini sangatlah unik karena mereka disebut-sebut menjadi nenek moyang Suku Aceh yang masih hidup. Hanya saja, menemukannya sampai sekarang masih menjadi tugas yang sulit. Pada 2017, ada sebuah video viral beberapa pengendara motor bertemu orang pedalaman dengan tubuh kecil yang berlari dengan sangat kencang, diduga itu adalah anggota Suku Mante.

Mante memiliki fisik yang kerdil dengan tinggi maksimal 1 meter, berkulit sawo matang, dan rambut gimbal yang sangat panjang. Suku ini masih hidup dengan cara primitif dan sangat menutup diri dari manusia, bahkan mereka sangat takut dengan manusia.

Suku Mante diperkirakan termasuk dalam rumpun bangsa Melayu Proto, awalnya menetap di wilayah sekitar Aceh Besar, dan tinggal di pedalaman hutan. Suku-suku asli tersebut diperkirakan beremigrasi ke Aceh melalui Semenanjung Melayu. Dalam legenda Aceh, suku Mante dan suku Karo disebut-sebut sebagai cikal-bakal dari Kawom Lhèë Reutōïh (suku tiga ratus), yang merupakan salah satu kelompok penduduk asli Aceh.

Saat ini, Suku Mante sudah punah atau lenyap karena sudah bercampur dengan suku bangsa pendatang-pendatang lainnya yang datang kemudian. Sampai saat ini, masih belum terdapat bukti ilmiah yang kuat terhadap keberadaan suku ini.

Kuda Sembrani adalah hewan mitologi yang diambil dari cerita legenda masyarakat Nusantara yang menggambarkan seekor kuda bersayap yang dapat terbang dan sangat berani. Dalam cerita pewayangan kuda Sembrani adalah kuda tunggangan Batara Wisnu. Sementara menurut hikayat rakyat Jawa, Sembrani merupakan alat transportasi bagi raja, ratu dan senopati yang konon menurut cerita bila bepergian selalu menggunakan kuda Sembrani agar dapat dengan mudah dan cepat sampai ditujuan.

Dalam budaya populer, kuda Sembrani sering dianggap sama dengan Pegasus, meskipun keduanya berbeda dan Kuda Sembrani tidak memiliki konotasi dari mitologi Yunani. Sebuah padanan yang lebih tepat untuk Kuda Sembrani mungkin adalah Kuda Terbang atau Kuda Mistik.

Nyi Roro Kidul atau Nyai Roro Kidul adalah sesosok roh atau dewi legendaris Indonesia yang sangat populer di kalangan masyarakat Pulau Jawa. Tokoh ini dikenal sebagai Ratu Laut Selatan (Samudra Hindia) dan secara umum disamakan dengan Kanjeng Ratu Kidul, meskipun menurut beberapa kalangan sebenarnya keduanya berbeda.

Dalam mitologi Jawa, Kanjeng Ratu Kidul merupakan ciptaan dari Dewa Kaping Telu yang mengisi alam kehidupan sebagai Dewi Padi (Dewi Sri) dan dewi alam yang lain. Sedangkan Nyi Roro Kidul mulanya merupakan putri Kerajaan Sunda yang diusir ayahnya karena ulah ibu tirinya. Dalam perkembangannya, masyarakat cenderung menyamakan Nyi Roro Kidul dengan Kanjeng Ratu Kidul, meskipun dalam kepercayaan Kejawen, Nyi Roro Kidul adalah bawahan setia Kanjeng Ratu Kidul.

Kedudukan Nyi Roro Kidul sebagai Ratu-Lelembut tanah Jawa menjadi motif populer dalam cerita rakyat dan mitologi, selain juga dihubungkan dengan kecantikan putri-putri Sunda. Nyi Roro Kidul juga dikenal dengan berbagai nama yang mencerminkan berbagai kisah berbeda dari asal-usulnya, legenda, mitologi, dan kisah turun-temurun. Ia lazim dipanggil dengan nama Ratu Laut Selatan dan Gusti Kanjeng Ratu Kidul.

Menurut adat-istiadat Jawa, penggunaan gelar seperti Nyai, Kanjeng, dan Gusti untuk menyebutnya sangat penting demi kesopanan. Orang-orang juga menyebutnya sebagai eyang (nenek). Dalam wujud sejenis putri duyung, dia disebut sebagai Nyai Blorong.

Terkadang orang juga menyebut namanya sebagai Nyai Loro Kidul. Bahasa Jawa loro merupakan sebuah homograf untuk “dua – 2” atau “sakit dan menderita”. Sementara bahasa Jawa rara (atau roro) memiliki arti “gadis”. Seorang ortografer Belanda memperkirakan terjadinya perubahan dari bahasa Jawa Kuno roro menjadi bahasa Jawa baru loro, sehingga terjadi perubahan arti dari “gadis cantik” menjadi “orang sakit”.

Kuyang, Krasue, atau Palasik adalah folklor tentang siluman berwujud kepala manusia dengan isi tubuh yang menempel tanpa kulit dan anggota badan yang dapat terbang untuk mencari darah bayi atau darah wanita setelah melahirkan. Makhluk ini dikenal masyarakat di Kalimantan. Kuyang diceritakan sebagai manusia (wanita) yang menuntut ajaran ilmu hitam untuk mencapai kehidupan abadi.

Pada siang hari, seorang kuyang akan menempuh hidup sehari-hari sebagaimana orang biasa, tetapi biasanya ia mengenakan pakaian jubah. Pada malam hari kuyang akan terbang untuk mencari darah bayi atau darah persalinan untuk dihisap sebagai sarana menambah kekuatan ilmunya. Orang yang melihat kuyang terbang biasanya melihatnya seperti burung besar. Untuk menghadapinya korban perlu menggunakan sapu ijuk atau memukulkan perabot rumah tangga seperti panci atau wajan.

Itu dia makhluk mitologi Indonesia yang berasal dari berbagai daerah. Beberapa makhluk di atas juga lebih dipercaya sebagai setan atau hantu, misalnya saja Kuyang. Apakah menurutmu makhluk-makhluk di atas lebih mengerikan daripada makhluk mitologi dari negara lain?

Industri game di Indonesia telah mengalami pertumbuhan dalam beberapa tahun terakhir. Banyak developer game Indonesia yang berhasil menciptakan karya dan mendapatkan apresiasi tidak hanya dari pasar lokal, tapi juga internasional.

Keberhasilan ini menunjukkan Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing dalam industri game global, baik dari segi grafis, cerita, maupun gameplay.

Agate International

Agate International, developer game Indonesia yang berbasis di Bandung dan didirikan pada tahun 2009, telah menjadi salah satu pengembang terbesar di tanah air. Dengan lebih dari 200 staf, Agate berhasil meraih kesuksesan global melalui game seperti Valthirian Arc: Hero School Story yang rilis di Steam pada 2018, serta Implosion: Never Lose Hope.

Lentera Studio adalah perusahaan game di Indonesia yang dikenal dengan game berbasis cerita yang menyentuh hati. Salah satu game populer dari studio ini adalah Ghost Parade, sebuah game petualangan yang terinspirasi dari mitos dan budaya Indonesia. Game Ghost Parade sendiri telah tersedia di PS4, Nintendo Switch, dan PC melalui Steam.

TouchTen Game yang berbasis di Jakarta, telah menjadi salah satu perusahaan game Indonesia terkemuka sejak didirikan pada tahun 2009.

Berfokus kepada pengembangan game mobile, perusahaan ini terus berkembang dengan merilis beberapa judul yang sukses besar. Game populer seperti Infinite Sky, Warung Chain, dan Fist of Rage, berhasil memperkuat posisi TouchTen di pasar game lokal dan internasional.

Salah satu pencapaian TouchTen yang signifikan adalah game Sushi Chain, yang telah diunduh lebih dari 1,2 juta kali di Apple App Store. Tidak hanya itu, game mereka yang lain, seperti Ramen Chain dan Train Legend, masuk dalam jajaran top 10 game dunia.

Digital Happiness adalah salah satu developer game Indonesia yang patut diperhitungkan, terutama di genre horor. Studio ini meraih ketenaran internasional melalui game horor DreadOut, yang menghadirkan pengalaman unik dalam dunia game.

Game ini mengisahkan petualangan seorang siswi SMA yang harus menghadapi berbagai makhluk gaib dengan menggunakan ponselnya sebagai alat utama. Kombinasi cerita yang mendalam, atmosfer horor yang mencekam, serta gameplay yang tidak biasa membuat DreadOut berhasil menarik perhatian gamer di seluruh dunia.

Keberhasilan DreadOut semakin menonjol setelah YouTuber terkenal, PewDiePie, memainkan dan mengulas game ini yang semakin meningkatkan popularitasnya di pasar global.

Ilustrasi Arjuna menurut seorang seniman.

Arjuna (Sanskerta: अर्जुन; Arjuna) kuwe jeneng tokoh protagonis nang wiracarita Mahabharata. Dheweke dikenal sebagai sang Pandawa sing menawan parasnya lan lemah lembut budinya. Arjuna kuwe putra Prabu Pandudewanata, raja nang Hastinapura dengan Dewi Kunti atau Dewi Prita, yaitu putri Prabu Surasena, Raja Wangsa Yadawa di Mandura. Arjuna merupakan teman dekat Kresna, yaitu awatara (penjelmaan) Bhatara Wisnu sing turun ke dunia demi menyelamatkan dunia sekang kejahatan. Arjuna juga merupakan salah orang sing sempat menyaksikan "wujud semesta" Kresna menjelang Bharatayuddha berlangsung. dheweke juga menerima Bhagawadgita atau "Nyanyian Orang Suci", yaitu wejangan suci sing disampaikan oleh Kresna kepadanya sesaat sebelum Bharatayuddha berlangsung karena Arjuna masih segan untuk menunaikan kewajibannya.

Nang basa Sanskerta, secara harfiah jeneng Arjuna artiné "bersinar terang", "putih" , "resik". Dideleng sekang artiné, jeneng Arjuna bisa berarti "jujur di dalam wajah lan pikiran".

Arjuna mendapat julukan "Kuruśreṣṭha" sing berarti "keturunan dinasti Kuru sing terbaik". dheweke merupakan manusia pilihan sing mendapat kesempatan untuk mendapat wejangan suci sing sangat mulia sekang Kresna, sing terkenal sebagai Bhagawadgita (nyanyian Tuhan).

Ia memiliki sepuluh nama: Arjuna, Phālguna, Jishnu, Kirti, Shwetawāhana, Wibhatsu, Wijaya, Pārtha, Sawyashachi (juga disamakan dengan Sabyasachi), lan Dhananjaya. Ketika dheweke ditanya tentang sepuluh namanya sebagai bukti identitas, maka dheweke menjawab:

Dalam Mahabharata diceritakna nek Raja Hastinapura sing bernama Pandu ora bisa melanjutkan keturunan karena dikutuk oleh seorang resi. Kunti (istri pertamanya) menerima anugerah sekang Resi Durwasa agar mampu memanggil Dewa-Dewa sesuai dengan keinginannya, lan juga dapat memperoleh anak sekang Dewa tersebut. Pandu lan Kunti memanfaatkan anugerah tersebut kemudian memanggil Dewa Yama (Dharmaraja; Yamadipati), Dewa Bayu (Marut), lan Dewa Indra (Sakra) sing kemudian memberi mereka tiga putra. Arjuna merupakan putra ketiga, lahir sekang Indra, pemimpin para Dewa.

Arjuna memiliki karakter sing mulia, berjiwa kesatria, imannya kuat, tahan terhadap godaan duniawi, gagah berani, lan selalu berhasil merebut kejayaan sehingga diberi julukan "Dananjaya". Musuh seperti apapun pasti akan ditaklukkannya, sehingga dheweke juga diberi julukan "Parantapa", sing berarti penakluk musuh. Di antara semua keturunan Kuru di dalam silsilah Dinasti Kuru, dheweke dijuluki "Kurunandana", sing artinya putra kesasingan Kuru. dheweke juga memiliki nama lain "Kuruprāwira", sing berarti "kesatria Dinasti Kuru sing terbaik", sedangkan arti harfiahnya adalah "Perwira Kuru".

Di antara para Pandawa, Arjuna merupakan kesatria pertapa sing paling teguh. Pertapaannya sangat khusyuk. Ketika dheweke mengheningkan cipta, menyatukan lan memusatkan pikirannya kepada Tuhan, segala gangguan lan godaan duniawi tak akan bisa menggoyahkan hati lan pikirannya. Maka sekang itu, Sri Kresna sangat kagum padanya, karena dheweke merupakan kawan sing sangat dicintai Kresna sekaligus pemuja Tuhan sing sangat tulus. Sri Kresna pernah berkata padanya, "Pusatkan pikiranmu pada-Ku, berbaktilah kepada-Ku, lan serahkanlah dirimu pada-Ku, maka kau akan datang kepada-Ku. Aku berkata demikian, karena kaulah kawan-Ku sing sangat Kucintai".[1]

Arjuna dididik bersama dengan saudara-saudaranya sing lain (para Pandawa lan Korawa) oleh Bagawan Drona. Kemahirannya dalam ilmu memanah sudah tampak semenjak kecil. Pada usia muda dheweke sudah mendapat gelar "Maharathi" atau "kesatria terkemuka". Ketika Guru Drona meletakkan burung kayu pada pohon, dheweke menyuruh muridnya satu-persatu untuk membidik burung tersebut, kemudian dheweke menanyakan kepada muridnya apa saja sing sudah mereka lihat. Banyak muridnya sing menjawab bahwa mereka melihat pohon, cabang, ranting, lan segala sesuatu sing dekat dengan burung tersebut, termasuk burung itu sendiri. Ketika tiba giliran Arjuna untuk membidik, Guru Drona menanyakan apa sing dheweke lihat. Arjuna menjawab bahwa dheweke hanya melihat burung saja, ora melihat benda sing lainnya. Hal itu membuat Guru Drona kagum bahwa Arjuna sudah pintar.

Pada suatu hari, ketika Drona sedang mandi di sungai Gangga, seekor buaya datang mengigitnya. Drona dapat membebaskan dirinya dengan mudah, namun karena dheweke ingin menguji keberanian murid-muridnya, maka dheweke berteriak meminta tolong. Di antara murid-muridnya, hanya Arjuna sing datang memberi pertolongan. Dengan panahnya, dheweke membunuh buaya sing menggigit gurunya. Atas pengabdian Arjuna, Drona memberikan sebuah astra sing bernama "Brahmasirsa". Drona juga mengajarkan kepada Arjuna tentang cara memanggil lan menarik astra tersebut. Menurut Mahabharata, Brahmasirsa hanya dapat ditujukan kepada dewa, raksasa, setan jahat, lan makhluk sakti sing berbuat jahat, agar dampaknya ora berbahaya.

Arjuna memiliki senjata sakti sing merupakan anugerah para dewata, hasil pertapaannya. dheweke memiliki panah Pasupati sing digunakannya untuk mengalahkan Karna dalam Bharatayuddha. Busurnya bernama Gandiwa, pemberian Dewa Baruna ketika dheweke hendak membakar hutan Kandawa. dheweke juga memiliki sebuah terompet kerang (sangkala) bernama Dewadatta, sing berarti "anugerah Dewa".

Artikel utama kanggo bagian kiye yakuwe:

Pada suatu ketika, Raja Drupada sekang Kerajaan Panchala mengadakan sayembara untuk mendapatkan Dropadi, puterinya. Sebuah ikan kayu diletakkan di atas kubah balairung, lan di bawahnya terdapat kolam sing memantulkan basingan ikan sing berada di atas. Kesatria sing berhasil memanah ikan tersebut dengan hanya melihat pantulannya di kolam, berhak mendapatkan Dropadi.

Berbagai kesatria mencoba melakukannya, namun ora berhasil. Ketika Karna sing hadir pada saat itu ikut mencoba, dheweke berhasil memanah ikan tersebut dengan baik. Namun dheweke ditolak oleh Dropadi dengan alasan Karna lahir di kasta rendah. Arjuna bersama saudaranya sing lain menyamar sebagai Brahmana, turut serta menghadiri sayembara tersebut. Arjuna berhasil memanah ikan tepat sasaran dengan hanya melihat pantulan basingannya di kolam, lan dheweke berhak mendapatkan Dropadi.

Ketika para Pandawa pulang membawa Dropadi, mereka berkata, "Ibu, engkau pasti ora akan percaya dengan apa sing kami bawa!". Kunti (Ibu para Pandawa) sing sedang sibuk, menjawab "Bagi dengan rata apa sing sudah kalian peroleh". Sesuai dengan apa sing dikatakan oleh Kunti, maka para Pandawa bersepakat untuk membagi Dropadi sebagai istri mereka. Mereka juga berjanji ora akan mengganggu Dropadi ketika sedang bermesraan di kamar bersama dengan salah sijining sekang Pandawa. Hukuman sekang perbuatan sing mengganggu adalah pembuangan selama 1 tahun.

Pada suatu hari, ketika Pandawa sedang memerintah kerajaannya di Indraprastha, seorang pendeta masuk ke istana lan melapor bahwa pertapaannya diganggu oleh para raksasa. Arjuna sing merasa memiliki kewajiban untuk menolongnya, bergegas mengambil senjatanya. Namun senjata tersebut disimpan di sebuah kamar dimana Yudistira lan Dropadi sedang menikmati malam mereka. Demi kewajibannya, Arjuna rela masuk kamar mengambil senjata, ora memedulikan Yudistira lan Dropadi sing sedang bermesraan di kamar. Atas perbuatan tersebut, Arjuna dihukum untuk menjalani pembuangan selama 1 tahun.

Arjuna menghabiskan masa pengasingannya dengan menjelajahi penjuru Bharatawarsha atau daratan India Kuno. Ketika sampai di sungai Gangga, Arjuna bertemu dengan Ulupi, puteri Naga Korawya sekang istana naga atau Nagaloka. Arjuna terpikat dengan kecantikan Ulupi lalu menikah dengannya. sekang hasil perkawinannya, dheweke dikaruniai seorang putra sing diberi nama Irawan. Setelah itu, dheweke melanjutkan perjalanannya menuju wilayah pegunungan Himalaya. Setelah mengunjungi sungai-sungai suci sing ada di sana, dheweke berbelok ke selatan. dheweke sampai di sebuah negeri sing bernama Manipura. Raja negeri tersebut bernama Citrasena. dheweke memiliki seorang puteri sing sangat cantik bernama Citrānggadā. Arjuna jatuh cinta kepada puteri tersebut lan hendak menikahinya, namun Citrasena mengajukan suatu syarat bahwa apabila puterinya tersebut melahirkan seorang putra, maka anak puterinya tersebut harus menjadi penerus tahta Manipura oleh karena Citrasena ora memiliki seorang putra. Arjuna menyetujui syarat tersebut. sekang hasil perkawinannya, Arjuna lan Citrānggadā memiliki seorang putra sing diberi nama Babruwahana. Oleh karena Arjuna terikat dengan janjinya terdahulu, maka dheweke meninggalkan Citrānggadā setelah beberapa bulan tinggal di Manipura. dheweke ora mengajak istrinya pergi ke Hastinapura.

Setelah meninggalkan Manipura, dheweke meneruskan perjalanannya menuju arah selatan. Dia sampai di lautan sing mengapit Bharatawarsha di sebelah selatan, setelah itu dheweke berbelok ke utara. dheweke berjalan di sepanjang pantai Bharatawarsha bagian barat. Dalam pengembaraannya, Arjuna sampai di pantai Prabasa (Prabasatirta) sing terletak di dekat Dwaraka, sing kini dikenal sebagai Gujarat. Di sana dheweke menyamar sebagai seorang pertapa untuk mendekati adik Kresna sing bernama Subadra, tanpa diketahui oleh siapa pun. Atas perhatian sekang Baladewa, Arjuna mendapat tempat peristirahatan sing layak di taman Subadra. Meskipun rencana untuk membiarkan dua pemuda tersebut tinggal bersama ditentang oleh Kresna, namun Baladewa meyakinkan bahwa peristiwa buruk ora akan terjadi. Arjuna tinggal selama beberapa bulan di Dwaraka, lan Subadra telah melayani semua kebutuhannya selama itu. Ketika saat sing tepat tiba, Arjuna menyatakan perasaan cintanya kepada Subadra. Pernyataan itu disambut oleh Subadra. Dengan kereta sing sudah disiapkan oleh Kresna, mereka pergi ke Indraprastha untuk melangsungkan pernikahan.

Baladewa marah setelah mendengar kabar bahwa Subadra telah kabur bersama Arjuna. Kresna meyakinkan bahwa Subadra pergi atas kemauannya sendiri, lan Subadra sendiri sing mengemudikan kereta menuju Indraprastha, bukan Arjuna. Kresna juga mengingatkan Baladewa bahwa dulu dheweke menolak untuk membiarkan kedua pasangan tersebut tinggal bersama, namun usulnya ditentang oleh Baladewa. Setelah Baladewa sadar, dheweke membuat keputusan untuk menyelenggarakan upacara pernikahan sing mewah bagi Arjuna lan Subadra di Indraprastha. dheweke juga mengajak kaum Yadawa untuk turut hadir di pesta pernikahan Arjuna-Subadra. Setelah pesta pernikahan berlangsung, kaum Yadawa tinggal di Indraprastha selama beberapa hari, lalu pulang kembali ke Dwaraka, namun Kresna ora turut serta.

Pada suatu ketika, Arjuna lan Kresna berkemah di tepi sungai Yamuna. Di tepi hutan tersebut terdapat hutan lebat sing bernama Kandawa. Di sana mereka bertemu dengan Agni, Dewa Api. Agni berkata bahwa hutan Kandawa seharusnya telah musnah dilalap api, namun Dewa Indra selalu menurunkan hujannya untuk melindungi temannya sing bernama Taksaka, sing hidup di hutan tersebut. Maka, Agni memohon agar Kresna lan Arjuna bersedia membantunya menghancurkan hutan Kandawa. Kresna lan Arjuna bersedia membantu Agni, namun terlebih dahulu mereka meminta Agni agar menyediakan senjata kuat bagi mereka berdua untuk menghalau gangguan sing akan muncul. Kemudian Agni memanggil Baruna, Dewa Lautan. Baruna memberikan busur suci bernama Gandiwa serta tabung berisi anak panah dengan jumlah tak terbatas kepada Arjuna. Untuk Kresna, Baruna memberikan Cakra Sudarsana. Dengan senjata tersebut, mereka berdua menjaga agar Agni mampu melalap hutan Kandawa sampai habis.

Setelah Yudistira kalah bermain dadu, para Pandawa beserta Dropadi mengasingkan diri ke hutan. Kesempatan tersebut dimanfa'atkan oleh Arjuna untuk bertapa demi memperoleh kesaktian dalam peperangan melawan para sepupunya sing jahat. Arjuna memilih lokasi bertapa di gunung Indrakila. Dalam usahanya, dheweke diuji oleh tujuh bidadari sing dipimpin oleh Supraba, namun keteguhan hati Arjuna mampu melawan berbagai godaan sing diberikan oleh para bidadari. Para bidadari sing kesal kembali ke kahsingan, lan melaporkan kegagalan mereka kepada Dewa Indra. Setelah mendengarkan laporan para bidadari, Indra turun di tempat Arjuna bertapa sambil menyamar sebagai seorang pendeta. Dia bertanya kepada Arjuna, mengenai tujuannya melakukan tapa di gunung Indrakila. Arjuna menjawab bahwa dheweke bertapa demi memperoleh kekuatan untuk mengurangi penderitaan rakyat, serta untuk menaklukkan musuh-musuhnya, terutama para Korawa sing selalu bersikap jahat terhadap para Pandawa. Setelah mendengar penjelasan sekang Arjuna, Indra menampakkan wujudnya sing sebenarnya. Dia memberikan anugerah kepada Arjuna berupa senjata sakti.

Setelah mendapat anugerah sekang Indra, Arjuna memperkuat tapanya ke hadapan Siwa. Siwa sing terkesan dengan tapa Arjuna kemudian mengirimkan seekor babi hutan berukuran besar. dheweke menyeruduk gunung Indrakila hingga bergetar. Hal tersebut membuat Arjuna terbangun sekang tapanya. Karena dheweke melihat seekor babi hutan sedang mengganggu tapanya, maka dheweke segera melepaskan anak panahnya untuk membunuh babi tersebut. Di saat sing bersamaan, Siwa datang lan menyamar sebagai pemburu, turut melepaskan anak panah ke arah babi hutan sing dipanah oleh Arjuna. Karena kesaktian Sang Dewa, kedua anak panah sing menancap di tubuh babi hutan itu menjadi satu.

Pertengkaran hebat terjadi antara Arjuna lan Siwa sing menyamar menjadi pemburu. Mereka sama-sama mengaku telah membunuh babi hutan siluman, namun hanya satu anak panah saja sing menancap, bukan dua. Maka sekang itu, Arjuna berpikir bahwa si pemburu telah mengklaim sesuatu sing sebenarnya menjadi hak Arjuna. Setelah adu mulut, mereka berdua berkelahi. Saat Arjuna menujukan serangannya kepada si pemburu, tiba-tiba orang itu menghilang lan berubah menjadi Siwa. Arjuna meminta ma'af kepada Sang Dewa karena dheweke telah berani melakukan tantangan. Siwa ora marah kepada Arjuna, justru sebaliknya dheweke merasa kagum. Atas keberaniannya, Siwa memberi anugerah berupa panah sakti bernama "Pasupati".

Setelah menerima anugerah tersebut, Arjuna dijemput oleh para penghuni kahsingan untuk menuju kediaman Indra, raja para dewa. Di sana Arjuna menghabiskan waktu selama beberapa tahun. Di sana pula Arjuna bertemu dengan bidadari Urwasi. Karena Arjuna ora mau menikahi bidadari Urwasi, maka Urwasi mengutuk Arjuna agar menjadi banci. Kutukan itu dimanfaatkan oleh Arjuna pada saat para Pandawa menyelesaikan hukuman pembuangan mereka dalam hutan. Sesuai dengan perjanjian sing sah, Pandawa harus hidup dalam penyamaran selama satu tahun. Pandawa beserta Dropadi menuju ke kerajaan Wirata. Di sana Arjuna menyamar sebagai guru tari sing banci, dengan nama samaran Brihanala. Meskipun demikian, Arjuna telah berhasil membantu putra mahkota kerajaan Wirata, yaitu pangeran Utara, dengan menghalau musuh sing hendak menyerbu kerajaan Wirata.

Setelah menjalani masa pembuangan selama 13 tahun para Pandawa ingin memperoleh kembali kerajaannya. Namun ketika sampai di sana, hak mereka ditolak dengan tegas oleh Duryodana, bahkan dheweke menantang untuk berperang. Demi kerajaannya, para Pandawa menyetujui untuk melakukan perang.

Kresna, adik Baladewa, ora ingin terlibat langsung dalam peperangan antara Pandawa lan Korawa. dheweke ingin salah sijining pihak memilih tentaranya, sedangkan pihak sing lain memilihnya sebagai penasihat. Akhirnya, Duryodana memilih tentaranya, sedangkan Arjuna memilih Kresna sebagai kusir keretanya selama delapan belas hari pertarungan di Medan Kuru atau Kurukshetra. Dalam Mahabharata, peran Kresna sebagai kusir bermakna "pemandu" atau "penunjuk jalan", yaitu memandu Arjuna melewati segala kebimbangan hatinya lan menunjukkan jalan kebenaran kepada Arjuna. Ajaran kebenaran sing diuraikan Kresna kepada Arjuna disebut Bhagawadgita.

Hal itu bermula beberapa saat sebelum perang di Kurukshetra. Arjuna melakukan inspeksi terhadap pasukannya, agar dheweke bisa mengetahui siapa sing harus dheweke bunuh dalam pertempuran nanti. Tiba-tiba Arjuna dilanda pergolakan batin ketika dheweke melihat kakeknya, guru besarnya, saudara sepupu, teman sepermainan, ipar, lan kerabatnya sing lain berkumpul di Kurukshetra untuk melakukan pembantaian besar-besaran. Arjuna menjadi tak tega untuk membunuh mereka semua. Dilanda oleh masalah batin, antara mana sing benar lan mana sing salah, Arjuna bertekad untuk mengundurkan diri sekang pertempuran. Arjuna berkata:

Melihat hal itu, Kresna sing mengetahui dengan baik segala ajaran agama Hindu, menguraikan ajaran-ajaran kebenaran agar semua keraguan di hati Arjuna sirna. Kresna menjelaskan, mana sing benar lan mana sing salah, mana sing sepantasnya dilakukan Arjuna sebagai kewajibannya di medan perang. Selain itu Kresna menunjukkan bentuk semestanya kepada Arjuna. Ajaran kebenaran sing dijabarkan Kresna tersebut dikenal sebagai Bhagawadgita, sing berarti "Nyanyian Tuhan". Kitab Bhagawad Gita sing sebenarnya merupakan suatu bagian sekang Bhismaparwa, menjadi kitab tersendiri sing sangat terkenal dalam ajaran Hindu, karena dianggap merupakan intisari sekang ajaran-ajaran Weda.

Dalam pertempuran di Kurukshetra, atau Bharatayuddha, Arjuna bertarung dengan para kesatria hebat sekang pihak Korawa, lan ora jarang dheweke membunuh mereka, termasuk panglima besar pihak Korawa yaitu Bisma. Di awal pertempuran, Arjuna masih dibasingi oleh kasih sasing Bisma sehingga dheweke masih segan untuk membunuhnya. Hal itu membuat Kresna marah berkali-kali, lan Arjuna berjanji bahwa kelak dheweke akan mengakhiri nyawa Bisma. Pada pertempuran di hari kesepuluh, Arjuna berhasil membunuh Bisma, lan usaha tersebut dilakukan atas bantuan sekang Srikandi. Setelah Abimanyu putra Arjuna gugur pada hari ketiga belas, Arjuna bertarung dengan Jayadrata untuk membalas dendam atas kematian putranya. Pertarungan antara Arjuna lan Jayadrata diakhiri menjelang senja hari, dengan bantuan sekang Kresna.

Pada pertempuran di hari ketujuh belas, Arjuna terlibat dalam duel sengit melawan Karna. Ketika panah Karna melesat menuju kepala Arjuna, Kresna menekan kereta Arjuna ke dalam tanah dengan kekuatan saktinya sehingga panah Karna meleset beberapa inci sekang kepala Arjuna. Saat Arjuna menyerang Karna kembali, kereta Karna terperosok ke dalam lubang (karena sebuah kutukan). Karna turun untuk mengangkat kembali keretanya sing terperosok. Salya, kusir keretanya, menolak untuk membantunya. Karena mematuhi etika peperangan, Arjuna menghentikan penyerangannya bila kereta Karna belum berhasil diangkat. Pada saat itulah Kresna mengingatkan Arjuna atas kematian Abimanyu, sing terbunuh dalam keadaan tanpa senjata lan tanpa kereta. Dilanda oleh pergolakan batin, Arjuna melepaskan panahnya sing mematikan ke kepala Karna. Senjata itu memenggal kepala Karna.

Tak lama setelah Bharatayuddha berakhir, Yudistira diangkat menjadi Raja Kuru dengan pusat pemerintahan di Hastinapura. Untuk menengakkan dharma di seluruh Bharatawarsha, sekaligus menaklukkan para raja kejam dengan pemerintahan tiran, maka Yudistira menyelenggarakan Aswamedha Yadnya. Upacara tersebut dilakukan dengan melepaskan seekor kuda lan kuda itu diikuti oleh Arjuna beserta para prajurit. Daerah sing dilalui oleh kuda tersebut menjadi wilayah Kerajaan Kuru. Ketika Arjuna sampai di Manipura, dheweke bertemu dengan Babruwahana, putra Arjuna sing ora pernah melihat wajah ayahnya semenjak kecil. Babruwahana bertarung dengan Arjuna, lan berhasil membunuhnya. Ketika Babruwahana mengetahui hal sing sebenarnya, dheweke sangat menyesal. Atas bantuan Ulupi sekang negeri Naga, Arjuna hidup kembali.

Tiga puluh enam tahun setelah Bharatayuddha berakhir, Dinasti Yadu musnah di Prabhasatirtha karena perang saudara. Kresna lan Baladewa, sing konon merupakan kesatria paling sakti dalam dinasti tersebut, ikut tewas namun ora dalam waktu sing bersamaan. Setelah berita kehancuran itu disampaikan oleh Daruka, Arjuna datang ke kerajaan Dwaraka untuk menjemput para wanita lan anak-anak. Sesampainya di Dwaraka, Arjuna melihat bahwa kota gemerlap tersebut telah sepi. Basudewa sing masih hidup, tampak terkulai lemas lan kemudian wafat di mata Arjuna. Sesuai dengan amanat sing ditinggalkan Kresna, Arjuna mengajak para wanita lan anak-anak untuk mengungsi ke Kurukshetra. Dalam perjalanan, mereka diserang oleh segerombolan perampok. Arjuna berusaha untuk menghalau serbuan tersebut, namun kekuatannya menghilang pada saat dheweke sangat membutuhkannya. Dengan sedikit pengungsi lan sisa harta sing masih bisa diselamatkan, Arjuna menyebar mereka di wilayah Kurukshetra.

Setelah Arjuna berhasil menjalankan misinya untuk menyelamatkan sisa penghuni Dwaraka, dheweke pergi menemui Resi Byasa demi memperoleh petunjuk. Arjuna mengadu kepada Byasa bahwa kekuatannya menghilang pada saat dheweke sangat membutuhkannya. Byasa sing bijaksana sadar bahwa itu semua adalah takdir sing Maha Kuasa. Byasa menyarankan bahwa sudah selayaknya para Pandawa meninggalkan kehidupan duniawi. Setelah mendapat nasihat sekang Byasa, para Pandawa spakat untuk melakukan perjalanan suci menjelajahi Bharatawarsha.

Perjalanan suci sing dilakukan oleh para Pandawa diceritakan dalam kitab Prasthanikaparwa atau Mahaprasthanikaparwa. Dalam perjalanan sucinya, para Pandawa dihadang oleh api sing sangat besar, yaitu Agni. dheweke meminta Arjuna agar senjata Gandiwa beserta tabung anak panahnya sing tak pernah habis dikembalikan kepada Baruna, sebab tugas Nara sebagai Arjuna sudah berakhir di zaman Dwaparayuga tersebut. Dengan berat hati, Arjuna melemparkan senjata saktinya ke lautan, ke kediaman Baruna. Setelah itu, Agni lenyap sekang hadapannya lan para Pandawa melanjutkan perjalanannya.

Ketika para Pandawa serta istrinya memilih untuk mendaki gunung Himalaya sebagai tujuan akhir perjalanan mereka, Arjuna gugur di tengah perjalanan setelah kematian Nakula, Sahadewa, lan Dropadi.

Di Nusantara, tokoh Arjuna juga dikenal lan sudah terkenal sekang dahulu kala. Arjuna terutama menjadi populer di daerah Jawa, Bali, Madura, lan Lombok. Di Jawa lan kemudian di Bali, Arjuna menjadi tokoh utama dalam beberapa kakawin, seperti misalnya Kakawin Arjunawiwāha, Kakawin Pārthayajña, lan Kakawin Pārthāyana (juga dikenal dengan nama Kakawin Subhadrawiwāha. Selain itu Arjuna juga didapatkan dalam beberapa relief candi di pulau Jawa misalkan candi Surowono.

Arjuna juga merupakan seorang tokoh ternama dalam dunia pewasingan dalam budaya Jawa Baru. Di bawah ini disajikan beberapa ciri khas sing mungkin berbeda dengan ciri khas Arjuna dalam kitab Mahābhārata versi India dengan bahasa Sansekerta.

Arjuna seorang kesatria sing gemar berkelana, bertapa lan berguru menuntut ilmu. Selain menjadi murid Resi Drona di Padepokan Sukalima, dheweke juga menjadi murid Resi Padmanaba sekang Pertapaan Untarayana. Arjuna pernah menjadi brahmana di Goa Mintaraga, bergelar Bagawan Ciptaning. dheweke dijadikan kesatria unggulan para dewa untuk membinasakan Prabu Niwatakawaca, raja raksasa sekang negara Manimantaka. Atas jasanya itu, Arjuna dinobatkan sebagai raja di Kahsingan Dewa Indra, bergelar Prabu Karitin. lan mendapat anugrah pusaka-pusaka sakti sekang para dewa, antara lain: Gendewa (dari Bhatara Indra), Panah Ardadadali (dari Bhatara Kuwera), Panah Cundamanik (dari Bhatara Narada).

Arjuna memiliki sifat cerdik lan pandai, pendiam, teliti, sopan-santun, berani lan suka melindungi sing lemah. dheweke memimpin Kadipaten Madukara, dalam wilayah negara Amarta. Setelah perang Bharatayuddha, Arjuna menjadi raja di Negara Banakeling, bekas kerajaan Jayadrata. Akhir riwayat Arjuna diceritakan, dheweke moksa (mati sempurna) bersama keempat saudaranya sing lain di gunung Himalaya.

Ia adalah petarung tanpa tanding di medan laga, meski bertubuh ramping berparas rupawan sebagaimana seorang dara, berhati lembut meski berkemauan baja, kesatria dengan segudang istri lan kekasih meski mampu melakukan tapa sing paling berat, seorang kesatria dengan kesetiaan terhadap keluarga sing mendalam tapi kemudian mampu memaksa dirinya sendiri untuk membunuh saudara tirinya. Bagi generasi tua Jawa, dia adalah perwujudan lelaki seutuhnya. Sangat berbeda dengan Yudistira, dia sangat menikmati hidup di dunia. Petualangan cintanya senantiasa memukau orang Jawa, tetapi secara aneh dia sepenuhnya berbeda dengan Don Juan sing selalu mengejar wanita. Konon Arjuna begitu halus lan tampan sosoknya sehingga para puteri begitu, juga para dasing, akan segera menawarkan diri mereka. Merekalah sing mendapat kehormatan, bukan Arjuna. dheweke sangat berbeda dengan Wrekudara. Dia menampilkan keanggunan tubuh lan kelembutan hati sing begitu dihargai oleh orang Jawa berbagai generasi.

Arjuna juga memiliki pusaka-pusaka sakti lainnya, atara lain: Keris Kiai Kalanadah diberikan pada Gatotkaca saat mempersunting Dewi Pergiwa (putra Arjuna), Panah Sangkali (dari Resi Drona), Panah Candranila, Panah Sirsha, Panah Kiai Sarotama, Panah Pasupati, Panah Naracabala, Panah Ardhadhedhali, Keris Kiai Baruna, Keris Pulanggeni (diberikan pada Abimanyu), Terompet Dewanata, Cupu berisi minyak Jayengkaton (pemberian Bagawan Wilawuk sekang pertapaan Pringcendani) lan Kuda Ciptawilaha dengan Cambuk Kiai Pamuk. Sedangkan ajian sing dimiliki Arjuna antara lain: Panglimunan, Tunggengmaya, Sepiangin, Mayabumi, Pengasih lan Asmaragama. Arjuna juga memiliki pakaian sing melambangkan kebesaran, yaitu Kampuh atau Kain Limarsawo, Ikat Pinggang Limarkatanggi, Gelung Minangkara, Kalung Candrakanta lan Cincin Mustika Ampal (dahulunya milik Prabu Ekalaya, raja negara Paranggelung).

Dalam Mahabharata versi pewasingan Jawa, Arjuna mempunyai banyak sekali istri,itu semua sebagai simbol penghargaan atas jasanya ataupun atas keuletannya sing sekaku berguru kepada banyak pertapa. Berikut sebagian kecil istri lan anak-anaknya:

Dalam wiracarita Mahabharata versi nusantara, Arjuna banyak memiliki nama lan nama julukan, antara lain: Parta (pahlawan perang), Janaka (memiliki banyak istri), Pemadi (tampan), Dananjaya, Kumbaljali, Ciptaning Mintaraga (pendeta suci), Pandusiwi, Indratanaya (putra Batara Indra), Jahnawi (gesit trengginas), Palguna, Indrasuta, Danasmara (perayu ulung) lan Margana (suka menolong). "Begawan Mintaraga" adalah nama sing digunakan oleh Arjuna saat menjalani laku tapa di puncak Indrakila dalam rangka memperoleh senjata sakti sekang dewata, sing akan digunakan dalam perang sing tak terhindarkan melawan musuh-musuhnya, yaitu keluarga Korawa.

Nama lain Arjuna di bawah ini merupakan nama lain Arjuna sing sering muncul dalam kitab-kitab Mahabharata atau Bhagawad Gita sing merupakan bagian daripadanya, dalam versi bahasa Sanskerta. Nama-nama lain di bawah ini memiliki makna sing sangat dalam, mengandung pujian, lan untuk menyatakan rasa kekeluargaan (nama-nama sing dicetak tebal lan miring merupakan sepuluh nama Arjuna).

MALANG POSCO MEDIA- Nama Zeus Animation Studio dikenal di dunia internasional. Perusahaan yang berkantor pusat di Kota Malang ini dipimpin Muchammad Muwaffaq. Beberapa perusahaan internasional pernah menggunakan jasanya.

Perusahaan yang berdiri sejak tahun 2014 lalu, bergerak di bidang multimedia. Mulai dari motion graphic untuk video penjelasan (explainer video) 2D dan 3D. Produk ini biasa digunakan untuk periklanan dan multimedia, hingga website.

“Kami menawarkan service atau jasa Explainer Video 2D dan 3D, menawarkan produk UI/UX serta Games 2D,” jelasnya.

Melalui studio yang berada di Jalan Kresno Nomor 1 Kelurahan Polehan Kecamatan Blimbing Kota Malang ini, banyak melahirkan animator luar biasa. Pasalnya  hanya lima orang karyawan organik yang dimiliki Zeus. Sementara, banyak anggota tim dari pekerja lepas alias freelance, yang jumlahnya hingga ratusan.

“Alhamdulillah, sampai saat ini bisa berkembang. Kemudian terus dikenal, di kalangan perusahaan lokal hingga internasional. Kami dulunya difasilitasi pemerintah, dan kini bisa berdiri sendiri,” beber pria yang akrab disapa Affaq, ini.

Sekarang karya yang dihasilkan nyaris tak terhitung. Mulai dari video iklan animasi (explainer video), series YouTube edukasi bagi anak-anak, serta berbagai aset game dan animasi. Produk yang dihasilkan selalu disesuaikan dengan permintaan klien.

Namun yang menjadi keunggulan Zeus Animation adalah waktu produksi yang singkat. Rata-rata  memproduksi satu animasi selama 7-14 hari.

“Dengan milestone produksi mulai dari script writing, storyboarding, animating, dan compositing serta revisi, hingga deliver project, ” jelasnya.

Karena beberapa keunggulan itulah, banyak perusahaan yang melirik produk Zeus. “Kami pernah mengerjakan proyek dari Microsoft Group, WHO dan perusahaan besar maupun startup-startup lainnya. Kami membuatkan video animasinya,” urainya

Zeus Animation lahir dari mimpi sekelompok anak muda kreatif yang ingin mengembangkan industri animasi di Malang Raya. Tak hanya berorientasi bisnis, Zeus Animation juga berkomitmen   berbagi ilmu dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

“Kami juga terbuka untuk program magang maupun bimbingan startup, dari pihak sekolah, universitas hingga umum. Hal ini demi meningkatkan dan menghasilkan SDM kreatif baru, yang siap kerja. Kami membuka kelas internship, kami yakin ke depan Indonesia akan memiliki SDM andal,” lanjutnya.

Ia menyampaikan harapannya di usia ke-110 Kota Malang, yang jatuh Senin (1/4) hari ini. Dia  berharap, nama Kota Malang bisa dikenal di seluruh  penjuru dunia.

“Seluruh dunia bisa melihat, bahwa banyak potensi SDM atau studio animasi yang ada di Kota Malang. Ini bisa menjadikan investor banyak yang tertarik dan bisa berkolaborasi dengan studio-studio yang ada di Kota Malang terutama Zeus Animation,” pungkasnya. (rex/van)

Pamali: Indonesian Folklore Horror

Berbicara mengenai hantu dan makhluk mistis di Indonesia sepertinya tidak akan pernah selesai karena keberagaman yang dimilikinya. Hal ini membuat salah satu pengembang lokal, StoryTale Studios, menciptakan gim Pamali yang dirilis bulan Desember 2018 lalu. Bahkan sejak demonya keluar, Pamali telah mendapatkan respon yang cukup positif di kalangan gamer.

Seperti namanya, Pamali yang berarti hal tabu atau perintah yang tidak boleh dilanggar, bercerita tentang keberagaman hantu yang ada di Indonesia.

Cerita pertama, The White Lady, mengisahkan hantu perempuan yang Kawan kenal dengan nama Kuntilanak. Kawan akan berperan sebagai Jaka yang hendak menjual rumah tua keluarganya. Ketika sedang membersihkan rumah itu, Jaka dikejutkan dengan berbagai kejadian mistis yang disebabkan oleh hantu kakak Jaka yang sudah meninggal.

Di gim ini Kawan bisa berinteraksi dengan objek-objek yang ada yang akan membawa ke berbagai ending berbeda.

Di cerita The Tied Corpse, Kawan akan berperan sebagai Cecep seorang penjaga kuburan dan berhadapan dengan hantu pocong. Cerita The Little Devil akan membawa Kawan bertemu sosok tuyul dengan Putri sebagai tokoh utamanya. Cerita keempat yaitu The Hungry Witch, berkisah tentang Kirana, seorang ibu yang sedang hamil dan harus kabur dari makhluk gaib leak.

Kawan GNFI bisa membeli gim ini dengan harga Rp135.065 di Steam. Sedangkan cerita kedua hingga keempat dalam bentuk DLC dengan harga masing-masing Rp16.363.

Itu dia beberapa gim buatan Indonesia yang telah mendunia. Dengan membeli gim-gim ini, Kawan telah mendukung perkembangan gim Indonesia untuk menjadi lebih baik dan berkualitas.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Belanja di App banyak untungnya:

Siapa bilang hanya game-game buatan luar negeri saja yang bisa mendunia? Tahu nggak sih!? Game buatan karya anak negeri ini-pun bisa dikenal nggak cuma di dalam negeri saja, tetapi bisa mendunia!

Kini, industri game Indonesia nggak kalah keren. Sudah banyak game dari developer lokal yang punya penggemar dari seluruh dunia. Yuk, simak game buatan Indonesia yang mendunia ini bersama Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI), kampus IT terbaik di Bali!

Motte Island adalah game petualangan yang memiliki bumbu horor, di mana karakter utamanya berperan sebagai pembunuh yang mencoba menyelamatkan adik perempuannya. Buat kamu yang suka horor, wajib nyoba game ini!

A Space for the Unbound

Untuk Kawan GNFI yang tidak tertarik dengan gim horor, ada gim A Space for the Unbound dari Mojiken Studio dan Toge Productions yang terbit 2023 silam. Gim ini bisa kawan temui di platform Windows, Nintendo Switch, PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, dan Xbox Series X/S.

Mengusung genre slice-of-life, Kawan akan diajak berpetualang bersama pasangan kekasih, Atma dan Raya, dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang menghadang dengan kekuatan supernatural. Atma memiliki kekuatan untuk masuk ke dalam hati orang-orang, sedangkan Raya memiliki kekuatan untuk melakukan hal-hal seperti mengangkat benda, menghentikan orang dengan pikirannya, dan mengubah realitas dunia.

Cerita yang unik dan menarik akan membawa Kawan seolah masuk ke dalam dunia gim dan bermain bersama para karakter utamanya.

Gim ini bisa Kawan beli di Steam dengan harga Rp99.900,00 saja!

Rilis pada 2020 silam, Toge Productions menghadirkan gim yang menghangatkan hati dan santai melalui gim Coffee Talk. Gim yang satu ini juga telah hadir di berbagai platform seperti Windows, macOS, Nintendo Switch, Xbox One, dan PlayStation 4. Pada 2023, Toge Productions merilis sekuelnya, Coffe Talk Episode 2: Bisicus & Butterfly dengan kepopuleran yang tak kalah baiknya.

Kawan akan berperan menjadi seorang barista di sebuah kedai kopi. Selain menyajikan pesanan bagi pelanggan, Kawan akan diajak mendengarkan tiap permasalahan yang dihadapi mereka. Dengan visual pixel yang ciamik dan musik menenangkan, Kawan akan merasa nyaman menikmati dialog antara pelanggan yang datang ke kedai kopi Kawan.

Minuman yang Kawan sajikan nantinya berperan sebagai sarana utama untuk menciptakan alur cerita yang menarik. Karena itu, Kawan juga perlu memerhatikan apa saja yang disukai dari para pelanggan Kawan yang berasal dari berbagai ras manusia dan fantasi.

Coffee Talk bisa Kawan beli di Steam dengan harga Rp84.999,00 dan Coffe Talk Episode 2: Hibiscus & Butterfly dengan harga Rp99.999,00.

Developer Game Indonesia yang Mendunia

Berikut ini adalah daftar 9 developer game asal Indonesia yang telah sukses di kancah internasional.