Juara Liga Mahasiswa Basket 2020

Juara Liga Mahasiswa Basket 2020

Wir verwenden Cookies und Daten, um

Wenn Sie „Alle akzeptieren“ auswählen, verwenden wir Cookies und Daten auch, um

Wenn Sie „Alle ablehnen“ auswählen, verwenden wir Cookies nicht für diese zusätzlichen Zwecke.

Nicht personalisierte Inhalte und Werbung werden u. a. von Inhalten, die Sie sich gerade ansehen, und Ihrem Standort beeinflusst (welche Werbung Sie sehen, basiert auf Ihrem ungefähren Standort). Personalisierte Inhalte und Werbung können auch Videoempfehlungen, eine individuelle YouTube-Startseite und individuelle Werbung enthalten, die auf früheren Aktivitäten wie auf YouTube angesehenen Videos und Suchanfragen auf YouTube beruhen. Sofern relevant, verwenden wir Cookies und Daten außerdem, um Inhalte und Werbung altersgerecht zu gestalten.

Wählen Sie „Weitere Optionen“ aus, um sich zusätzliche Informationen anzusehen, einschließlich Details zum Verwalten Ihrer Datenschutzeinstellungen. Sie können auch jederzeit g.co/privacytools besuchen.

Skuad kendalian Solskjaer kini dua mata di belakang pasukan tangga keempat Chelsea, yang akan menentang West Ham awal pagi esok dan tiga mata di belakang Leicester City di tempat ketiga.

Perayaan milad Universitas Ahmad Dahlan ke-55, selalu diwarnai dengan berbagai kompetisi yang melibatkan seluruh mahaiswa. Kompetisi paling bergengsi di tingkat Mahasiswa setiap tahunnya adalah ajang pemilihan Mahasiswa Berprestasi atau yang biasa disingkat Mawapres. Sebelum pada puncak menuju kompetisi Mawapres tingkat Kopertis DIY hingga tingkat Nasional, setiap universitas melakukan seleksi terlebih dahulu untuk menentukan delegasi terpilih yang akan mewakili universitasnya dalam ajang pemilihan mawapres setiap tahunnya.

Alur pemilihan mawapres dimulai dari seleksi yang dilakukan oleh masing-masing prodi dan fakultas. Para kandidat terbaik di fakultas masing-masing harus mengikuti serangkaian prosedur dimulai dari pengumpulan formulir, bekas pendaftaran termasuk sertifikat prestasi, keaktifan organisasi, pengabdian masyarakat, presentasi karya tulis ilmiah, presentasi bahasa inggris, tes psikologi dan beberapa pelatihan yang diadakan oleh Bimawa UAD.

Beberapa tahun terakhir mahasiswa psikologi UAD tidak pernah lepas dari posisi 3 besar di tingkat universitas, yang terakhir bahkan Psikologi UAD mampu masuk 15 besar finalis Mawapres Nasional 2015. Setiap tahunnya bertepatan dengan Milad UAD ke 55, diumumkan enam besar mawapres tingkat universitas. Tahun ini mahaiswa psikologi UAD kembali menjadi juara dalam ajang mawapres tingkat universitas. Listri Laila Tamami (2012) memperoleh juara 2 Mawapres UAD. Gadis asal Sumbawa ini memiliki berbagai prestasi dianataranya sebagai presenter karya tulis ilmiah dalam internasional conference di tiga negara yaitu, ISBSS di Hokaido Jepang, ICEPL di Taipe Taiwan, dan ICONPSY di Yogyakarta Indonesia. Selain di tingkat internasional Listri juga memiliki prestasi di dalam negeri salah satunya sebagai juri kompetisi debat psikologi tingkat nasional di UIN Malang dan kini aktif di organisasi ILMPI (Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia) sebagai staf BPPK Nasional.

“Menjadi mawapres adalah impian saya sejak masih menjadi Mahasiswa baru semester satu, mulai semester dua saya berusaha aktif mengikuti perlombaan debat, cerdas cermat dan berbagai kegiatan lain untuk pengembangan diri saya sambil mempersiapkan diri sebagai mawapres” kata gadis yang akrab disapa Ela oleh teman-temannya.

Ela yang kini duduk di semester 7 membuktikan bahwa impian dan target jelas yang telah dicita-citakan selama menjadi mahaiswa mampu terwujud apabila kita berusaha keras dan diiringi dengan doa. Saat ini ketiga besar mawapres universitas masih harus berkompetisi mengumpulkan lebih banyak lagi prestasi dan yang paling banyak prestasinya nantilah yang akan mewakili UAD di tingkat Kopertis V. Selamat dan sukses, semoga mampu menggaungkan Psikologi UAD kembali dan selalu diikuti prestasi-prestasi selanjutnya.

MCI (P) 040/06/2023, MCI (P) 041/06/2023 SPH Digital News Copyright © 2024 . SPH Media Limited. Co. Regn. No. 202120748H

Liga 1 2020 akan menjadi musim keempat dari Liga 1 atau sering dikenal Shopee Liga 1 (untuk alasan sponsor),[2] dan musim kesebelas dari kasta tertinggi kompetisi sepak bola profesional Indonesia sejak pembentukan Liga Super Indonesia pada tahun 2008.

Musim ini awalnya direncanakan akan dimulai pada 4 Februari 2021 dan dijadwalkan berakhir pada minggu pertama 20 November 2021.[3] Namun kompetisi dihentikan sementara pada 15 Maret 2020 karena pandemi Covid-19. Musim ini direncanakan akan kembali dimulai pada 4 Februari dan dijadwalkan akan berakhir pada 20 Januari 2021. Namun kompetisi kembali dihentikan 2 hari sebelum kompetisi dimulai lagi karena Polri tidak memberikan izin keramaian selama pandemi Covid-19. Pada akhirnya tanggal 20 November 2020 kompetisi resmi dibubarkan karena status force majeure akibat pandemi Covid-19 dan tidak diterbitkannya surat izin dari POLRI.

Bali United adalah juara bertahan. Persik, Persita dan Persiraja bergabung sebagai tim promosi Liga 2 2019. Mereka menggantikan Kalteng Putra, Semen Padang dan Badak Lampung yang terdegradasi ke Liga 2 2020.[4]

Jendela Transfer dibagi menjadi dua periode, periode pertama dibuka dari 7 Februari hingga 10 Maret 2021, sedangkan periode ke-2 dibuka dari 20 Juli hingga 6 Agustus 2021.[5]

Pertandingan perdana sekaligus menjadi pembukaan Shopee Liga 1 2020 akan mempertemukan Persebaya melawan Persik yang akan digelar pada tanggal 29 Februari pukul 18:30 WIB di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya.[1]

Delapan belas tim akan bersaing di liga musim ini – 15 tim terbaik dari musim lalu dan tiga tim promosi dari Liga 2. Tim baru untuk musim ini adalah Persik, Persita, dan Persiraja.

Lokasi tim-tim Liga 1 2020.

PSSI membatasi jumlah pemain asing hingga empat per tim, termasuk satu slot untuk pemain dari negara-negara AFC. Tim dapat menggunakan semua pemain asing sekaligus.

Source: First transfer window

Catatan: Bendera mengindikasikan tim nasional sebagaimana yang telah didefinisikan di bawah persyaratan aturan FIFA. Pemain dan pelatih dapat memegang lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.

Extra Joss2, Pegadaian3

Berikut adalah jadwal pertandingan Liga 1 2020:[55]

Diperbarui hingga pertandingan tanggal 15 Maret 2020. Sumber:

Warna: Biru = tim tuan rumah menang; Kuning = seri; Merah = tim tamu menang.

Untuk pertandingan mendatang, huruf "a" menandakan adanya artikel mengenai persaingan antara dua tim peserta.

Per pertandingan yang dimainkan pada 15 Maret 2020. Sumber:

Kriteria penentuan peringkat:

Tabel ini mencantumkan posisi tim setiap pekan.

Diperbarui hingga pertandingan yang dimainkan pada tanggal 15 Maret 2020.

Diperbarui untuk pertandingan yang dimainkan pada 15 Maret 2020Sumber: Shopee Liga 1 2020, SoccerwayCatatan:† Tim tersebut bermain di Liga 2 musim lalu

Liga Juara-Juara Elit AFC (disingkatkan sebagai ACL Elit) ialah pertandingan kelab bola sepak benua tahunan yang dianjurkan oleh Konfederasi Bola Sepak Asia, dan dipertandingkan oleh kelab bola sepak bahagian teratas Asia. Ia adalah pertandingan kelab paling berprestij dalam bola sepak Asia, dimainkan oleh juara liga kebangsaan (dan, untuk sesetengah negara, satu atau lebih naib juara) persatuan kebangsaan mereka.[1]

Diperkenalkan pada tahun 1967 sebagai Kejohanan Kelab Asia, pertandingan itu dijenamakan semula sebagai Liga Juara-Juara AFC pada tahun 2002 berikutan penggabungan Kejohanan Kelab Asia, Piala Pemenang Piala Asia dan Piala Super Asia. Ia dijenamakan semula semula pada tahun 2024 kepada nama semasanya.

Sebanyak 24 kelab bersaing di peringkat liga pertandingan, dibahagikan kepada wilayah Timur dan Barat (masing-masing 12 pasukan). Pemenang Liga Juara-Juara Elit AFC layak ke Piala Antara Benua FIFA dan Piala Kelab Dunia FIFA.

Kelab paling berjaya dalam pertandingan itu ialah Al-Hilal dengan jumlah empat gelaran. Al Ain adalah juara semasa, setelah menewaskan Yokohama F. Marinos pada perlawanan akhir 2024.

Pertandingan ini bermula sebagai Kejohanan Kelab Asia, pertandingan ini mempunyai pelbagai format yang berbeza dengan kejohanan yang julung kali diadakan diadakan sebagai format kalah mati mudah. Kedua-dua kelab paling berjaya era ini adalah Maccabi Tel Aviv dan Hapoel Tel Aviv dari Israel. Kejohanan ini tidak diadakan selepas edisi 1971 selama empat belas tahun kerana kekurangan profesionalisme dan faedah.

Kejohanan kelab Asia kembali pada tahun 1985 sebagai Liga Juara-Juara Asia.[2]

Pada tahun 1990, Konfederasi Bola Sepak Asia memperkenalkan Piala Pemenang Piala Asia, kejohanan untuk pemenang piala setiap negara AFC, manakala musim 1995 menyaksikan pengenalan Piala Super Asia, dengan pemenang Kejohanan Kelab Asia dan Piala Pemenang Piala Asia bermain menentang satu sama lain.

Musim 2002/03 menyaksikan Liga Juara-Juara Asia, Piala Pemenang Piala Asia dan Piala Super Asia bergabung untuk menjadi Liga Juara-Juara AFC. Juara Piala Super Asia dan Piala Pemenang Piala Asia akan layak ke pertandingan kelayakan dengan terbaik lapan kelab dari Asia Timur dan Barat berkembang ke peringkat Kumpulan. Pemenang pertama di bawah nama Liga Juara-Juara AFC adalah Al-Ain, yang mengalahkan BEC Tero Sasana menerusi agregat 2–1. Pada tahun 2004, 29 kelab dari empat belas negara mengambil bahagian dan jadual kejohanan telah ditukar kepada Mac–November.

Dalam peringkat kumpulan, 28 kelab dibahagikan kepada tujuh kumpulan dengan empat kumpulan mengikut asas wilayah, memisahkan kelab Asia Timur dan Asia Barat untuk mengurangkan kos perjalanan, dan kumpulan itu akan dimainkan di tempat sendiri dan tempat lawan. Tujuh juara kumpulan bersama juara bertahan layak ke suku akhir. Suku akhir, separuh akhir dan perlawanan akhir dimainkan sebagai format secara timbal balas, dengan gol tempat lawan, masa tambahan dan penalti digunakan sebagai memecah seri.

Musim 2005 menyaksikan kelab Syria menyertai pertandingan itu, sekali gus meningkatkan bilangan negara yang mengambil bahagian kepada 15, dan dua tahun kemudian, berikutan perpindahan mereka ke AFC pada 2006, kelab Australia turut disertakan dalam kejohanan itu. Namun, ramai yang menyalahkan hadiah wang yang rendah ketika itu dan kos perjalanan yang mahal sebagai beberapa sebab. Liga Juara-Juara telah diperluaskan kepada 32 kelab pada 2009 dengan kemasukan terus ke sepuluh liga teratas Asia. Setiap negara menerima sehingga 4 slot, walaupun tidak lebih daripada satu pertiga daripada bilangan pasukan di bahagian teratas negara itu, dibundarkan ke bawah, bergantung pada kekuatan liga mereka, struktur liga profesional, kebolehpasaran, status kewangan, serta lain-lain kriteria yang ditetapkan oleh Jawatankuasa Pro-Liga AFC.[3] Kriteria penilaian dan kedudukan untuk persatuan yang mengambil bahagian disemak oleh AFC setiap dua tahun.[4]

Format lama menyaksikan lapan juara kumpulan dan lapan naib juara kumpulan layak ke pusingan 16, di mana juara kumpulan menjadi tuan rumah kepada naib juara kumpulan dalam siri perlawanan secara timbal balik, dipadankan secara wilayah, dengan gol di tempat lawan, masa tambahan dan penalti digunakan sebagai pemutus seri. Sekatan wilayah berterusan sehingga perlawanan akhir, walaupun kelab dari negara yang sama tidak dapat bertemu satu sama lain di suku akhir melainkan negara itu mempunyai tiga atau lebih wakil di suku akhir. Sejak 2013, perlawanan akhir juga diadakan sebagai siri perlawanan secara timbal balik, di tempat sendiri dan di tempat lawan.[5][6]

Pada 2021, peringkat kumpulan telah diperluaskan daripada 32 kepada 40 pasukan, dengan kedua-dua Wilayah Barat dan Timur mempunyai lima kumpulan empat pasukan. Peruntukan slot untuk enam ahli persatuan teratas di setiap wilayah kekal tidak berubah. 10 juara kumpulan dan 3 naib juara kumpulan teratas bagi setiap wilayah kini menjadi pilihan berdasarkan jadual gabungan untuk pusingan 16, dengan perlawanan masih bertanding di peringkat wilayah sehingga perlawanan akhir.[7]

Pada 25 Februari 2022, diumumkan bahawa Liga Juara-Juara AFC akan kembali ke jadual antara tahun (musim luruh hingga musim bunga) bermula dengan musim 2023–24. Di samping itu, peraturan "3+1" sedia ada untuk pemain asing semasa perlawanan (3 pemain asing dan 1 pemain asing Asia) telah diperluaskan kepada "5+1" (5 pemain asing dan 1 pemain asing Asia).[8]

Pada 23 Disember 2022, AFC mengumumkan bahawa struktur bola sepak kelab mereka akan melalui baik pulih, dengan persaingan kelab teratas mengecil daripada 40 pasukan di peringkat utama kepada 24 pasukan, dibahagikan kepada wilayah Timur dan Barat (12 pasukan setiap satu), dengan setiap pasukan di wilayah Timur dan Barat bermain lapan pasukan lain dari wilayah mereka (empat pasukan di tempat sendiri dan empat pasukan di tempat lawan). Lapan pasukan teratas dari setiap wilayah akan mara ke peringkat kalah mati, di mana hanya pusingan 16 akan dimainkan dalam dua perlawanan, dengan semua perlawanan dari suku akhir dan seterusnya dimainkan dalam format satu perlawanan tunggal di venue berpusat.[9] Pada 14 Ogos 2023, telah disahkan bahawa format baharu akan berkuat kuasa dari musim 2024–25, dengan nama pertandingan bertukar kepada Liga Juara-Juara Elit AFC.[10] AFC juga telah mengesahkan bahawa rekod dan statistik Liga Juara-Juara AFC akan dibawa ke hadapan ke ACL Elit.[11] Pada Disember 2023, Arab Saudi telah dianugerahkan tugas tuan rumah untuk peringkat akhir untuk dua musim pertama.[12]

Negara ahli AFC yang pernah diwakili dalam peringkat kumpulan

Negara ahli AFC yang belum diwakili dalam peringkat kumpulan

Sehingga kejohanan edisi 2024–25, Liga Juara-Juara Elit AFC menggunakan format peringkat liga sebanyak 24 pasukan, yang didahului dengan perlawanan kelayakan untuk pasukan yang tidak menerima penyertaan langsung ke pertandingan yang sepatutnya. Pasukan juga dibahagikan kepada zon Timur dan Barat.

Bilangan pasukan yang setiap persatuan menyertai Liga Juara-Juara Elit AFC ditentukan setiap tahun melalui kriteria yang ditetapkan oleh Jawatankuasa Pertandingan AFC.[13] Kriteria, yang merupakan versi pekali UEFA yang diubah suai, mengukur perkara seperti kebolehpasaran dan stadia untuk menentukan bilangan tempat tertentu yang diterima oleh persatuan. Lebih tinggi kedudukan persatuan seperti yang ditentukan oleh kriteria, lebih banyak pasukan mewakili persatuan dalam pertandingan.

Kejohanan yang sepatutnya bermula dengan peringkat liga 24 pasukan, yang dibahagikan kepada dua liga (Timur dan Barat), dengan setiap pasukan bermain menentang lapan lawan dari liga mereka (empat di tempat sendiri dan empat di tempat lawan).[14]

Lapan pasukan teratas dari setiap liga mara ke pusingan 16. Dalam fasa ini, setiap kelab akan berdepan dengan kelab lain dari wilayahnya dalam perlawanan secara timbal balik, di tempat sendiri dan tempat lawan untuk menentukan lapan kelab yang mara ke kejohanan Akhir berpusat.[14] Jika keputusan agregat kedua-dua perlawanan terikat selepas 180 minit, kelab akan bermain masa tambahan. Jika masih terikat selepas masa tambahan, keputusan seri ditentukan melalui penentuan sepakan penalti.

Perlawanan suku akhir, separuh akhir dan perlawanan akhir semuanya menampilkan gandingan merentas wilayah, dan dimainkan dalam format satu perlawanan tunggal di tempat berpusat.[14]

Pasukan dari 24 negara AFC telah mencapai peringkat kumpulan Liga Juara-Juara Elit AFC. Peruntukan pasukan mengikut negara anggota disenaraikan di bawah; tanda bintang mewakili peristiwa di mana sekurang-kurangnya satu pasukan telah disingkirkan dalam kelayakan sebelum ke peringkat kumpulan. 32 negara AFC mempunyai pasukan yang mengambil bahagian dalam kelayakan, dan negara yang tidak pernah mempunyai pasukan mencapai peringkat kumpulan tidak ditunjukkan.

1 Pada 1974 Israel telah disingkirkan daripada AFC kerana tekanan politik, dan menjadi ahli UEFA penuh pada 1994. Akibatnya, kelab Israel tidak lagi mengambil bahagian dalam kejohanan AFC tetapi sebaliknya dalam kejohanan UEFA.2 Pasukan yang tidak lagi wujud.

Nota: Kelab Israel, pemenang edisi 1967, 1969 dan 1971, tidak termasuk.

Bermula dengan musim 2024–25, pengagihan hadiah wang adalah seperti berikut:[45]

Liga Juara-juara secara langsung di Livesport.com. Laman ini adalah mengenai Liga Juara-juara 2024/2025, (Bola Sepak/Eropah). Sekiranya anda sedang mencari keputusan dari pertandingan lain dengan nama Liga Juara-juara, sila pilih sukan anda dari menu di atas atau kategori (country) di kiri. Ikuti Liga Juara-juara 2024/2025 untuk skor secara langsung, keputusan akhir, jadual dan kedudukan! Skor secara langsung di Livesport.com: Di sini, anda akan menjumpai penjaring gol, kad kuning/merah, barisan pemain dan gantian pemain dalam butiran perlawanan. Dalam pada itu, Livesport.com memberikan statistik (possesi bola, cubaan tepat/tidak tepat ke gol, sepakan percuma, sepakan penjuru, ofsaid dan faul), ulasan secara langsung dan sorotan video dari liga bola sepak terunggul. Kedudukan: Livesport.com menawarkan kedudukan Liga Juara-juara 2024/2025 sebagai tuan rumah/pelawat/keseluruhan, prestasi (5 perlawanan terakhir), lebih/kurang dan carta penjaring terbanyak.

Tunjukkan lebih banyak

Liga Juara-Juara Dua AFC (sebelum ini dikenali sebagai Piala AFC, disingkat sebagai ACL Dua) ialah pertandingan kelab bola sepak benua tahunan yang dianjurkan oleh Konfederasi Bola Sepak Asia. Ia adalah pertandingan peringkat kedua bola sepak kelab Asia, berada di bawah Liga Juara-Juara Elit AFC dan di atas Liga Cabaran AFC.

Kejohanan ini diasaskan pada tahun 2004 sebagai Piala AFC, yang dimainkan terutamanya di kalangan kelab dari negara yang tidak menerima slot kelayakan langsung ke Liga Juara-Juara AFC peringkat teratas. Pada tahun 2024, AFC memperkenalkan pertandingan kelab peringkat kedua yang dirombak dengan nama Liga Juara-Juara Dua AFC, dengan rekod dan statistik Piala AFC dipindahkan ke pertandingan baharu.

Kelab layak ke pertandingan berdasarkan prestasi mereka dalam pertandingan liga dan piala kebangsaan. Penyertaan dalam pertandingan ini terbuka kepada kelab dari 12 negara teratas di rantau Timur dan Barat berdasarkan kedudukan pertandingan kelab AFC. Peserta dari setiap negara yang berada di kedudukan 1–6 di setiap rantau adalah kelab yang menduduki tempat tertinggi di negara tersebut yang tidak layak ke Liga Juara-Juara Elit AFC. Negara-negara yang berada di kedudukan 7–12 di setiap rantau memasuki kelab terbaik mereka terus ke Liga Juara-Juara Dua AFC.

Juara semasa ialah Central Coast Mariners, yang menewaskan Al-Ahed pada perlawanan akhir 2024. Al-Kuwait dan Al-Quwa Al-Jawiya adalah kelab paling berjaya dalam sejarah pertandingan itu, masing-masing memenangi tiga gelaran. Kelab dari Kuwait telah memenangi empat gelaran, menjadikan mereka negara paling berjaya dalam pertandingan itu.

Piala AFC bermula pada tahun 2004 sebagai pertandingan peringkat kedua yang dikaitkan dengan Liga Juara-Juara AFC kerana 14 negara yang mempunyai status membangun bersaing dalam pertandingan pertama dengan 18 pasukan dicalonkan. Pemenang dan tiga naib juara kemudiannya akan menuju ke peringkat kalah mati di mana ia adalah undian rawak siapa yang akan bermain. Al-Jaish memenangi Piala AFC pertama selepas mereka menewaskan rakan seteru Syria Al-Wahda menerusi gol di tempat lawan.

Pada tahun 2005, 18 pasukan bertanding dari sembilan negara dengan negara masih dibenarkan memilih daripada satu atau dua pasukan yang masuk. Selepas pasukan Syria meninggalkan Piala AFC untuk mencuba di Liga Juara-Juara AFC selama empat tahun, Al-Faisaly menewaskan Nejmeh dalam perlawanan akhir. Dengan itu, pasukan Jordan akan memenangi dua musim Piala AFC seterusnya dengan Bahrain menyertai liga manakala Bangladesh diturunkan ke Piala Presiden AFC sehingga pemansuhan kejohanan pada 2014.

Al-Muharraq akan memecahkan trend pada 2008 apabila mereka bersaing di perlawanan akhir timbal balik terakhir sebelum ia kembali ke sistem satu perlawanan tunggal, peraturan yang tidak pernah diubah sehingga penamatan kejohanan ini.

Pada 23 Disember 2022, telah diumumkan bahawa struktur pertandingan AFC akan berubah daripada format yang ditetapkan dari musim 2024–25. Kejohanan peringkat kedua baharu yang dipanggil Liga Juara-Juara Dua AFC akan diperkenalkan.[1] Sementara itu, pertandingan peringkat ketiga baharu turut dilancarkan di bawah nama Liga Cabaran AFC.[2][3][4]

Pada 24 Mei 2024, AFC mengumumkan bahawa rekod dan statistik pertandingan kelab AFC sebelumnya akan diiktiraf dan disepadukan dalam pertandingan kelab yang diubah suai, dengan data daripada Piala AFC dipindahkan ke Liga Juara-Juara Dua AFC.[5]

Negara ahli AFC yang pernah diwakili dalam peringkat kumpulan

Negara ahli AFC yang belum diwakili dalam peringkat kumpulan

Beberapa perubahan telah digunakan dari segi pasukan dan format untuk Piala AFC 2017. Sebanyak 36 pasukan menyertai peringkat kumpulan (12 setiap satu dari Asia Barat dan ASEAN, dan 4 setiap satu dari Asia Timur, Asia Tengah, dan Asia Selatan). Perlawanan akhir dimainkan secara one-off.

Peruntukan pasukan peringkat kumpulan mengikut negara ahli disenaraikan di bawah; Tanda bintang (*) mewakili peristiwa di mana sekurang-kurangnya satu pasukan tersingkir dalam kelayakan ke peringkat kumpulan. Mereka yang belum sampai ke peringkat kumpulan tetapi hanya bermain dalam kelayakan tidak berada dalam huruf tebal.

Hadiah wang untuk Liga Juara-Juara Dua AFC 2024–25 adalah seperti berikut:[7]

Liga Bola Basket Indonesia (bahasa Inggris: Indonesian Basketball League, disingkat IBL) adalah liga bola basket tertinggi yang dikelola secara profesional di Indonesia yang diatur oleh Perbasi dan diikuti oleh 14 klub peserta dari seluruh Indonesia.

Liga ini dimulai pada tahun 2003 dengan nama Indonesian Basketball League (IBL). Setelah berakhirnya kontrak Perbasi dengan PT Deteksi Basket Lintas (DBL) pada tahun 2015 dilanjutkan kesepakatan kontrak yang baru dengan Starting 5, nama kompetisi ini kembali menjadi Indonesian Basketball League dan menggunakan format pertandingan yang baru. Ketika menjadi IBL kembali, kompetisi hanya digelar di enam kota besar di Jawa, dengan jumlah pertandingan yang lebih sedikit.[1] Dan pada tahun 2023 Prawira Bandung atau Garuda Bandung berhasil juara Indonesia Basketball League setelah mengalahkan Pelita Jaya Bakrie Jakarta.[1]

Sejarah Liga Bola Basket Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sejarah Perbasi dan olah raga Bola basket di tanah air. Penyebaran bola basket dari Amerika Serikat ke negara-negara Asia Timur menjadi salah satu asal muasal penyebaran olahraga ini di tanah air. Tahun 1920-an, beberapa perantau dari China masuk ke Indonesia dan membawa permainan bola basket yang sudah lebih dari dua dasawarsa berkembang di negaranya. Mereka kemudian membentuk kelompok sendiri serta mendirikan sekolah termasuk bola basket, sehingga olahraga ini menjadi berkembang pesat dalam komunitasnya. Hal ini dikarenakan olah raga ini menjadi olah raga wajib, serta memang selalu tersedia lapangan basket di sekolah-sekolah tersebut.[2]

Sejak tahun 1930-an beberapa perkumpulan basket mulai muncul di beberapa kota-kota besar Indonesia, seperti di Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Yogyakarta dan Medan. Tahun 1930, beberapa nama perkumpulan bola basket di Semarang antara lain Chinese English School, Tionghwa Hwee, Fe Leon Ti Yu Hui, dan Pheng Yu Hui (Sahabat). Klub Sahabat adalah asal klub dari Sony Hendrawan (Liem Tjien Sion), salah satu legenda basket Indonesia.[2]

Walaupun belum memiliki induk olahraga nasional, pada saat penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional pertama yang diadakan di Solo pada tahun 1948, bola basket telah menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan dan mendapat sambutan cukup meriah baik dari segi peserta maupun penonton. Pada saat itu, basketnya masih terbatas pada tim putra yang paling kuat dari setiap Karesidenan dan juga perkumpulan-perkumpulan dengan pemain pribumi seperti PORI Solo, PORI Yogyakarta dan Akademi Olahraga Sarangan.[2]

Pada PON II, cabang olah raga ini mulai dimainkan untuk putra dan putri, dan tim yang dikirimkan sudah mewakili provinsi seperti, Jawa Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Jawa Barat dan Sumatera Utara. Di tahun itu juga, Maladi meminta Tony Wen dan Wim Latumeten untuk membentuk organisasi Bola Basket Indonesia, dimana saat itu Maladi menjabat juga sebagai sekretaris Komite Olimpiade Indonesia (KOI).[2]

Atas prakarsa tersebut terbentuklah Persatuan Basketball Seluruh Indonesia pada 23 Oktober 1951. Di tahun 1955, nama tersebut disesuaikan dengan kaidah Bahasa Indonesia disesuaikan menjadi Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi), dengan Tony Wen sebagai ketua dan Wim Latumeten sebagai sekretaris. Pada awalnya perkumpulan basket Tionghoa tak mau bergabung karena sudah memiliki induk organisasinya sendiri. Akhirnya Perbasi mengadakan Konferensi Bola Basket di Bandung dengan dihadiri utusan dari Yogyakarta, Semarang, Jakarta dan Bandung, dengan keputusan penting yang menyatakan bahwa hanya Perbasi satu-satunya induk organisasi olahraga bola basket di Indonesia, sehingga tidak diakuinya lagi perkumpulan-perkumpulan basket Tionghoa.[2]

Pada tahun 1953, Perbasi resmi menjadi anggota FIBA dan pada tahun 1954 tim basket kita tampil pertama kalinya pada Pesta Olahraga Asia 1954, di Manila, Filipina.[2]

Mengikuti hasil keputusan Kongres ke VIII pada tahun 1981, Perbasi akhirnya menyelenggarakan sebuah kompetisi antar klub-klub basket di Indonesia yang merupakan kompetisi tertinggi yang diikuti oleh klub-klub besar yang berasal dari pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.

Tanggal 3 April 1982 dilakukan Kompetisi Bola Basket Utama (Kobatama) untuk pertama kalinya. Kompetisi pada hari pertama hanya berupa pertandingan antara klub Rajawali Jakarta menghadapi Semangat Sinar Surya Yogyakarta. Dimana kompetisi ini menjadi langkah awal klub-klub papan atas di Indonesia. Indonesia Muda Jakarta mencatatkan diri sebagai klub pertama yang meraih gelar bergengsi Juara Kobatama, dengan rival utama Halim Kediri.[3]

Kobatama sebagai kompetisi bola basket amatir bergulir selama 20 tahun dan tetap berlangsung hingga berhenti pada 2010. Tahun 2003, kompetisi profesional Indonesian Basketball League (IBL) diselenggarakan dan diikuti oleh 10 tim papan atas di Indonesia.

IBL dibentuk untuk pertama kalinya pada tahun 2003 oleh Perbasi.[4]

Aspac Jakarta berhasil menjadi peraih gelar juara yang pertama pada 2003. Pada tahun 2004, Satria Muda muncul sebagai kekuatan baru menyingkirkan Aspac pada grand final dan tampil menjadi juara. Aspac kembali merebut gelar kampiun pada tahun 2005. Tahun-tahun selanjutnya (2006-2009) menjadi milik Satria Muda Jakarta.

Selain kompetisi reguler tahunan, IBL juga menggelar Turnamen IBL Cup pada setiap awal atau akhir musim kompetisi. Pada tahun 2009 lalu, Satria Muda Jakarta mengalahkan Pelita Jaya Jakarta di final yang diadakan di GOR C-Tra Arena Bandung. Pada tahun 2008, Garuda Bandung berhasil mencuri gelar juara Turnamen IBL Cup yang sebelumnya, pada tahun 2006 dan 2007 juga menjadi milik Satria Muda.

Sayang, perkembangan IBL tidak berjalan sesuai harapan. Setelah berkali-kali ganti promotor, liga itu terancam bubar di penghujung 2009. Seluruh perwakilan klub peserta pun meminta kepada PT DBL Indonesia untuk tampil sebagai pengelola. Sebelumnya, DBL Indonesia dianggap sukses mengelola Development Basketball League (DBL), liga basket pelajar terbesar di Indonesia, yang pada 2010 telah merambah 21 kota di Indonesia, diikuti sekitar 25.000 pemain dan ofisial.

Untuk mengembalikan lagi pamor liga profesional ini, re-branding tak terelakkan. Mulai 2010, IBL berubah nama menjadi National Basketball League (NBL) Indonesia. Sejumlah perubahan pun dilakukan, mencoba meningkatkan lagi jumlah pertandingan, mendekatkan lagi liga ini dengan penggemarnya. Dengan NBL, Indonesia pun punya harapan baru, semangat baru.

Tahun 2021, IBL fase pertama, diadakan Robinson Resort, Cisarua, Bogor pada 10 Maret hingga 10 April dengan menerapkan sistem gelembung (bubble) dan tanpa penonton. Selama kurun waktu tersebut, seluruh atlet, ofisial, serta panitia, tidak berinteraksi dengan orang luar agar mencegah penyebaran virus Corona.[5]

Selepas NBL, Perbasi menunjuk operator Starting Five untuk mengelola kompetisi basket tertinggi di Indonesia. Pada 2015 IBL muncul kembali dengan yang menghadirkan persaingan panas antar tim terbaik di Indonesia. CLS Knights Surabaya menjadi juara IBL Reborn edisi pertama.

Dari 2015, IBL berhasil menyita perhatian publik. Persaingan serta animo yang tinggi dari tahun ke tahun membuat sponsor mau bergabung.

Tercatat ada dua sponsor utama yang pernah mendukung IBL yakni Pertamina dan GOJEK. Bahkan, IBL pernah membuat kompetisi pramusim bertajuk GOJEK IBL 3x3 pada 2019 yang diikuti klub profesional dan amatir.

CLS Knights Surabaya Pemegang Takhta Pertama IBL Reborn setelah mengalahkan Pelita Jaya Energi Mega Persada dengan skor 2-1.

Kemenangan CLS Knights Surabaya dipastikan di Britama Arena, Kelapa Gading, Jakarta, Minggu (29/5/2016). Kala itu, Mario Wuysang dkk. menutup laga dengan skor 67-61.

CLS mencetak sejarah dengan menjadi tim ketiga yang menjuarai kompetisi bola basket profesional tertinggi di Indonesia setelah Satria Muda dan Aspac sejak pertama kali diputar pada 2003. Tim asal Surabaya itu juga memutus penantian selama tujuh dekade sejak pertama kali berdiri pada 1946. Prestasi terbaik CLS sebelumnya adalah menjadi runner-up pada musim 2010/11.

Setelah kalah dari CLS Knights Surabaya di final IBL 2016, Pelita Jaya Energi Mega Persada tak putus asa. Mereka bangkit dan kembali masuk ke final di musim berikutnya.

Kala itu, lawan Pelita Jaya Energi Mega Persada adalah Satria Muda pertamina Jakarta lewat pertandingan tiga gim. Pelita Jaya Energi Mega Persada menguburu Satria Muda Pertamina Jakrta di markas mereka di Britama Arena, dengan skor 72-62, Minggu (9/5).

Kemenangan Pelita Jaya Energi Mega Persada tak lepas dari peran Daniel Wenas di partai final. Daniel 72-62.

Balas dendam manis juga terjadi pada final IBL 2018. Sekarang, giliran Satria Muda Pertamina Jakarta yang mengangkat trofi setelah mengalahkan Pelita Jaya lewat drama tiga gim.

Satria Muda memenangi gim pertama (73-63) dan gim terakhir (69-64). Namun, mereka takluk dari Pelita Jaya pada gim kedua dengan skor 78-94.

Pada musim ini, Satria Muda Pertamina Jakarta diperkuat Jamarr Johnson dan Dior Lowhorn.

Stapac Jakarta menjadi kampiun IBL 2018-2019 setelah menekuk Staria Muda. Di laga kedua final yang berlangsung di GOR C'Tra Arena, Bandung, Sabtu (23/3), Stapac menang 74-56.

Hasil itu melengkapi kemenangan 79-68 yang diraih Stapac di laga pertama dan memenangi rangkaian partai final dengan skor 2-0. Tim yang kini dibesut Ziedrius Gibenas itu mempersembahkan trofi gelar juara ke-13 sepanjang sejarah Stapac sejak pertama kali mengikuti Kompetisi Bola Basket Utama (Kobatama) 1988 silam, saat masih mengusung nama Asaba Jakarta.

Di sisi lain, hasil itu juga memperbaiki rekor pertemuan Stapac dengan Satria Muda di partai final liga basket yakni membukukan empat kemenangan dari sembilan edisi. Di IBL 2020, Pandemi Covid-19 memaksa kompetisi berhenti dipertengahan jalan. Seluruh klub sepakat bahwasanya juara ditiadakan pada musim tersebut.

Pada tahun 2023, Prawira Harum Bandung berhasil meraih gelar juara Indonesia Basketball League setelah mengalahkan Pelita Jaya Bakrie Jakarta.[6]

Pada 2017, IBL membuat regulasi di mana setiap tim boleh menggunakan pemain asing. Namun, ada syarat yang harus diikuti seperti salary cap dan batas tinggi pemain.

Di musim perdana pemain asing bermain, Gary Jacobs Jr yang kala itu bermain di NSH Jakarta keluar sebagai penggawa impor terbaik. Adapun di 2021, IBL memutuskan tak memakai pemain asing karena situasi pandemi Covid-19. Dan pada tahun 2022 IBL kembali mulai memberlakukan pemain asing sampai sekarang.

Kepemimpinan IBL berpindah dari Hasan Gozali ke Junas Miradiarsyah sebagai Direktur Utama lewat Rapat Umum Pemegang Saham PT Bola Basket Indonesia pada 24 Juli 2019.

Perlahan, IBL mulai dilirik sebagai tontonan olahraga di Indonesia. Terbukti dengan habisnya tiket hampir setiap seri di kota-kota penyelenggaraan Indonesia Basketball League (IBL) Pertamax 2020 di GOR. Sajian pertandingan pun semakin kompetitif, ditandai dengan cukup seringnya terjadi pertandingan dengan overtime dan para tim saling mengalahkan.

Louvre Dewa United Surabaya menjadi peserta anyar yang mulai berkompetisi pada IBL 2020. Sementara di IBL 2021, liga basket tertinggi Tanah Air ini mendapat tambahan dua klub lagi yakni West Bandits Solo dan Bali United. Adapun sebaran kota semakin luas karena NSH melakukan merger dengan Mountain Gold Timika, menjadi tim profesional pertama dari asal Papua. Dengan demikian, peserta IBL kini melebar tidak hanya di pulau Jawa.

Situasi pandemi Covid-19 menjadikan inovasi penyelenggaraan kompetisi berlangsung dengan sistem bubble, pada 10 Maret hingga 10 April.

IBL 2021 diikuti 12 peserta, termasuk Indonesia Patriots. Keikutsertaan tim nasional muda ditujukan untuk meningkatkan jam terbang seiring dengan persiapan menuju penyelenggaraan kejuaraan bola basket dunia di Indonesia tahun 2023.

Dengan sistem gelembung dan tanpa penonton di lapangan, IBL 2021 tetap berlangsung seru karena penggemar bisa tetap terlibat lewat virtual cheers di setiap pertandingan.

Meski tak bisa nonton langsung ke stadion, antusiasme penggemar basket juga tak berkurang pada IBL Pertamax 2021. Jumlah penonton streaming membludak hingga lebih dari 30 ribu secara langsung dan secara rata-rata penonton meningkat hingga 4-5 lipat dibandingan musim sebelumnya.

Bolabasket menorehkan sejarah melalui IBL sebagai liga olahraga nasional pertama yang mampu berjalan dengan baik di tengah pandemi. Tidak hanya itu, konsep penyelenggaraan yang sukses hingga akhir tanpa paparan virus corona di gelembung IBL dan menjadi konsep percontohan bagi penyelenggaraan olahraga lain.