Korosif (C-Corrosive)
Limbah B3 yang memiliki sifat korosif biasanya bersifat asam dan memiliki kandungan pH sama atau kurang dari 2. Selain itu, limbah korosif juga bisa berifat basa dengan kandungan pH lebih dari 12,5. Jenis limbah yang satu ini bersifat merusak atau mampu menyebabkan luka bakar pada kulit.
Contoh limbah B3 korosif dapat berupa limbah baterai, aki, asam sulfat, dan lainnya.
Karakteristik lainnya dari limbah B3 adalah beracun atau dapat menimbulkan keracunan bagi manusia maupun makhluk hidup lainnya termasuk bisa mencemari lingkungan. Contohnya berupa pestisida, detergen pakaian, pembersih lantai, dan lainnya.
Limbah B3 itu apa saja? Limbah B3 dapat dibedakan atau dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, yaitu:
Karakteristik Limbah Cair
Seluruh limbah cair yang berasal dari industri, kegiatan rumah tangga atau tempat umum, biasanya sudah tidak digunakan lagi. Agar air limbah tidak merusak lingkungan, pengolahan limbah cair harus dilakukan dengan tepat.
Bila dilihat secara umum, limbah cair ini bisa dikenali sesuai dengan karakteristik kimia, fisik hingga bakteriologis yang dimilikinya. Bila dilihat dari segi fisik, air limbah pada dasarnya memiliki warna suram serta sedikit berbau.
Sebagian besar limbah cair memiliki bentuk air, namun ada pula limbah yang tercampur dengan bahan-bahan yang memiliki bentuk padat. Sedangkan, bila dilihat dari karakteristik kimia yang dimilikinya, air limbah mempunyai campuran zat kimia organik serta anorganik.
Sifat dari air limbah ketika keluar dari sumbernya adalah basah. Namun, nantinya akan berubah menjadi asam. Hal tersebut disebabkan karena dekomposisi yang berasal dari bahan organiknya. Saat air limbah mulai berubah menjadi asam, nantinya bau yang kurang enak akan langsung tercium.
Bila dari karakteristik bakteriologis yang dimilikinya, air limbah memiliki kandungan mikroorganisme mulai dari jamur, bakteri, protozoa, dan mempunyai peran di dalam proses dekomposisi. Bakteri patogen yang berada di air limbah ini biasanya merupakan bakteri e-coli.
Perlindungan Lingkungan
Air limbah yang tidak diolah dengan baik biasanya mengandung berbagai bahan kimia, logam berat, dan zat berbahaya lainnya. Saat air limbah yang tercemar ini bercampur dengan sumber daya air seperti sungai, danau, atau laut, dampaknya sangat merugikan ekosistem air.
Organisme hidup dalam ekosistem ini, seperti ikan, tumbuhan air, dan makhluk air lainnya, akan terpengaruh. Sehingga, pengolahan air limbah diperlukan untuk menghilangkan kontaminan serta membunuh bakteri dan virus yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, pengolahan air limbah yang baik sangat penting untuk melindungi alam dan kehidupan yang bergantung pada air.
Pengolahan dengan Metode Stabilisasi
Metode ini dilakukan dengan mengurangi konsentrasi zat berbahaya di dalam limbah B3. Pada umumnya, metode stabilisasi dilakukan terhadap limbah B3 cair dengan kandungan logam berat.
Simbol-simbol tertentu digunakan sebagai tanda atau informasi tentang sifat produk tersebut. Limbah B3 pun memiliki simbol-simbol tertentu, yaitu:
Contoh limbah B3 dapat menyebabkan berbagai bahaya termasuk pencemaran lingkungan hingga peningkatan emisi karbon. PNG LNG Indonesia bisa menjadi salah satu solusi terbaik untuk membantu mengurangi emisi karbon.
Cilegon 1Jl. Australia II No. Kav. H1/2, KIEC, Kota Cilegon, Banten.
Cilegon 2Jl. Australia 1 Kav. B1/2, KIEC, Kota Cilegon, Banten.
Cilegon 3Jl. Australia II Kav. H-1, KIEC, Kota Cilegon, Banten.
SemarangJl. Kw. Industri Candi Tahap V No.A2 53-55, Kota Semarang, Jawa Tengah.
TubanSocorejo, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Air limbah domestik (greywater) merupakan air buangan yang berasal dari kegiatan dapur, toilet, wastafel dan sebagainya yang jika langsung dibuang ke lingkungan tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu akan menyebabkan pencemaran dan dampak terhadap kehidupan di air. Salah satu upaya dalam mengelola limbah domestik yaitu dengan pengolahan biofilter aerob menggunakan media bioball dan tanaman kiambang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efisiensi penurunan BOD, minyak dan lemak pada limbah rumah makan dengan pengolahan biofilter aerob menggunakan media bioball dan tanaman kiambang. Proses penelitian ini meliputi proses pembiakan bakteri (seeding) selama 2 minggu, dilanjutkan dengan aklimatisasi selama 3 hari dengan arah aliran down flowup flow dan dilakukan secara duplo di Laboratorium menggunakan reaktor yang terbuat dari kaca dengan dimensi tertentu, bioball dan tanaman kiambang dan debit 0,34 ml/detik menghasilkan efisiensi penurunan BOD sebesar 68,98% dari konsentrasi awal BOD 785,5 mg/l menjadi 235,29 mg/l. Sedangkan efisiensi penurunan minyak lemak sebesar 96,60% dari konsentrasi awal 5213 mg/l menjadi 177,5 mg/l. Dari hasil penelitian yang dilakukan, pengolahan dengan bioball dan tanaman kiambang mampu menurunkan parameter khususnya BOD dan minyak lemak, tetapi nilai tersebut masih diatas baku mutu Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003.Kata Kunci : Biofilter aerob, bioball, tanaman kiambang
Pengolahan Secara Biologi
Teknik pengelolaan limbah B3 ini dilakukan dengan menggunakan mikroorganisme tertentu. Pada umumnya, metode ini digunakan terhadap limbah B3 cair dengan kandungan senyawa organik berbahaya.
Karakteristik dan Jenis-jenis Limbah B3
Limbah B3 dapat dikenali dengan cara mengetahui karakteristik atau ciri-cirinya. Apa saja ciri-ciri limbah B3? Jika belum tahu, maka berikut ini beberapa ciri atau karakteristik dari limbah B3 yang harus dipahami, yaitu:
Tahapan Pengolahan Air Limbah
Proses pengolahan air limbah terdiri dari beberapa tahapan yang harus dilalui untuk memastikan air limbah menjadi aman dan bersih. Tahapan ini dapat berbeda-beda tergantung pada jenis limbah dan tujuan akhirnya, namun umumnya terdiri dari tahapan-tahapan berikut.
Muncul Sejumlah Penyakit
Kemunculan sejumlah penyakit yang disebabkan karena limbah cair mungkin bukan menjadi hal baru lagi yang ditemukan. Tidak sedikit pencemaran lingkungan yang muncul diakibatkan karena limbah dan akhirnya menyebabkan sejumlah masalah kesehatan.
Dengan bahaya yang ditimbulkan, pengolahan limbah cair harus dilakukan dengan baik. Selain itu, standard pengolahan juga harus dipenuhi sesuai dengan aturan. Bahkan, orang yang memiliki tanggung jawab pada pengolahan tersebut juga harus disertifikasi.
Sertifikasi dapat diperoleh sesudah mengikuti pelatihan khusus. Anda dapat bekerjasama dengan Mutu Certification untuk proses sertifikasi ini. Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun dalam bidang Pengujian, Inspeksi, dan Sertifikasi, serta menjadi mitra terpercaya bagi lebih dari 3.000 perusahaan, tim tenaga ahli profesional Mutu International siap membantu perusahaan Anda.
Silahkan hubungi MUTU International melalui E-Mail: [email protected], Telepon: (62-21) 8740202 atau kolom Chat box yang tersedia. Hubungi MUTU International sekarang juga. Follow juga seluruh akun sosial media MUTU International di Instagram, Facebook, Linkedin, Tiktok, Twitter , Youtube dan Podcast #AyoMelekMUTU untuk update informasi menarik lainnya.
Tahapan pengolahan air limbah merupakan proses penting yang harus dilakukan dalam berbagai sektor, termasuk industri umum serta sektor makanan dan minuman. Air limbah adalah hasil dari berbagai aktivitas manusia, baik dari proses produksi industri maupun kegiatan sehari-hari.
Oleh karena itu, pengolahan air limbah menjadi kunci untuk menjaga kelestarian lingkungan dan kualitas hidup manusia. Dalam proses ini, Anda memerlukan pompa yang dibekali dengan fitur dan komponen terbaik. Kalau begitu, mari simak jenis-jenis pompa yang dapat Anda gunakan dalam tahapan pengolahan air limbah tersebut di bawah ini.
Air limbah adalah air yang telah tercemar oleh berbagai zat kimia, fisika, atau biologis sehingga tidak lagi layak digunakan untuk keperluan konsumsi atau lainnya tanpa melalui proses pengolahan. Air limbah bisa berasal dari berbagai sumber, seperti limbah domestik, industri, pertanian, dan banyak lagi.
Seringkali air limbah ini mengandung berbagai kontaminan yang dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia. Oleh karena itu, penting untuk menjalani proses pengolahan yang tepat sebelum air limbah tersebut dibuang kembali ke lingkungan.
Hal ini sejalan dengan ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang Perlindungan Lingkungan Hidup (PPLH) No. 32 Tahun 2009 tentang pengelolaan air limbah. Dampak dari adanya aturan ini adalah setiap perusahaan atau industri besar diharuskan untuk memasang fasilitas pengolahan air limbah. Hal ini dilakukan sebagai upaya nyata dalam mematuhi regulasi pemerintah.
Tidak hanya itu, hasil dari proses pengolahan tersebut harus memenuhi standar tertinggi dari setiap parameter yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Parameter-parameter tersebut meliputi kandungan COD, BOD, TSS, pH, minyak dan lemak, hingga debit maksimum.
Sumber Penghasil Air Limbah
Setelah membahas masalah pengolahan limbah cair, selanjutnya adalah mengetahui sumber dari limbah ini. Berikut sejumlah sumber yang menghasilkan limbah cair, antara lain:
Salah satu sumber yang menghasilkan limbah cair adalah tempat umum. Tempat umum ini merupakan tempat yang digunakan banyak orang mulai dari perdagangan, perkantoran, restoran, tempat ibadah hingga hotel.
Umumnya, air limbah dari hasil tempat umum ini sama dengan jenis yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga.
Selain tempat umum, sumber limbah yang lainnya adalah rumah tangga. Setiap harinya, rumah tangga menghasilkan begitu banyak limbah, baik yang memiliki bentuk air, udara hingga padat. Limbah ini dihasilkan dari kegiatan sehari-hari.
Limbah cair yang dihasilkan dari rumah tangga biasanya dibedakan menjadi 2 jenis yakni limbah dari water closet atau WC dan grey water. Grey water merupakan limbah yang berasal dari hasil kegiatan dapur, mencuci dan mandi.
Salah satu jenis limbah cair yang cukup berbahaya adalah limbah industri. Seperti nama yang dimilikinya, limbah ini berasal dari kegiatan industri serta sangat berbahaya untuk manusia serta lingkungan hidup. Mengapa bisa demikian?
Hal ini disebabkan karena industri umumnya digunakan untuk sejumlah keperluan, seperti untuk memindahkan panas karena proses industri. Fungsi lain dari limbah industri digunakan untuk mencuci serta membilas produk atau instalasi yang nantinya akan dilakukan.
Pengendapan Sekunder
Setelah melalui proses aerasi dan pengolahan biologis, air limbah kemudian dialirkan ke bak untuk melalui proses pengendapan sekunder. Di bak ini, mikroorganisme yang telah bekerja dalam pengolahan biologis akan mengendap ke dasar. Proses ini membantu memisahkan mikroorganisme dari air limbah yang telah dibersihkan. Air yang keluar dari bak ini memiliki kadar zat-zat organik yang lebih rendah dan lebih cocok untuk tahapan pengolahan selanjutnya.